Menikmati Memek Frida Yang Nikmat

CASINO69

Istriku memang sengaja tak membangunkan aku sebab tadi malam saya balik jam 4 pagi sampai rumah. sebab memang pekerjaanku sebagai auditor selalu dikejar sasaran laporan, beruntung dalam teamku bekerja ada satu perempuan yang bebas dengan segala sesuatu, sebut saja Vanes dialah yang semalam memberikan service kepadaku buat mengurangi keteganganku pada bekerja, berdasarkan dia bersetubuh dengan orang lain bukan hal tabu lagi untuk dia karena dia tidak mempermasalahkan Bila suaminya juga berkencan menggunakan suami lain, yg penting dalam prinsip dia adalah tidak lihat langsung waktu insiden tersebut.

aku yg masih lezat dikasur masih teringat dengan kejadian semalam aku tersenyum bahagia, sebetulnya say bisa kembali awal jam 10 malam sebab memang ketika itu aku serta Vanes sedang h***y hornynya jadi kita mampu tiga ronde hingga akhirnya pagi menyambut kita.

“Walah…repot bener nih, pikirku. “Lagi sendiri, eh ngaceng.” Kebetulan, pada rumah tidak ada pembantu, karena istriku, latif, lebih suka bersih-bersih rumah sendiri dibantu kedua anakku. “izin anak-anak gak manja serta mampu belajar mandiri. Lagian, bisa menghemat pengeluaran,” kilah istriku. saya sepakat saja.

Kurebahkan tubuhku di sofa ruang tengah, selesainya memutar DVD BF. Sengaja kusetel, biar hasratku cepet tuntas. sehabis kubuka celanaku, aku kini hanya pakai kaos, dan tidak pakai celana. Pelan-pelan kuurut dan kukocok tongkolku.

Tampak dari ujung lubang tongkolku melelehkan cairan bening, tanda bahwa birahiku telah memuncak tinggi. aku pun teringat Firda, sahabat istriku. Kebetulan Firda dari berasal suku Chinese. dia artinya sahabat istriku semenjak berasal SMP hingga lulus kuliah, dan seringkali jua main kerumahku. Kadang sendiri, kadang beserta keluarganya.

Ya, saya memang acapkali berfantasi sedang menyetubuhi Firda. Tubuhnya mungil, setinggi Vanes, akan tetapi lebih gendut. yg kukagumi adalah kulitnya yg sangat-sangat-sangat putih mulus, seperti warna patung lilin. dan pantatnya yg membulat latif, seringkali membuatku ngaceng kalo dia berkunjung.

aku hanya mampu membayangkan tubuh mulus Firda bisa kujamah, sempurna nikmat sekali. Fantasiku ini ternyata menghasilkan tongkolku makin keras, merah padam serta cairan bening itu mengalir lagi dengan deras. Ah Linda… saya bis a menyentuhmu..dan engkau mau ngocokin tongkolku..begitu pikiranku ketika itu.

Lagi lezat-lezat ngocok sambil nonton bokep dan membayangkan Firda, terdengar bunyi langkah sepatu dan seorang memanggil-manggil istriku.

“Ndah…indah …saya dateng,” seru suara itu…

Oh my gosh…itu suara Firda mau ngapain dia kesini, pikirku. Kapan masuknya, kok gak kedengaran? Firda memang tidak pernah mengetuk pintu jikalau ke rumahku, sebab keluarga kami sudah sangat akrab menggunakan beliau dan keluarganya.

Belum sempat aku berpikir dan bertindak buat menyelamatkan diri, tau-tau Firda udah nongol pada ruang tengah, dan

“AAAHHH…ANDREEEEW…!!!!,”jeritnya. “kamu lagi ngapain?”

“aku …eh…anu…aku ….ee…lagi…ini…,”aku tak mampu menjawa pertanyaannya. Gugup. Panik. Sal-ting. seluruh bercampur jadi satu.

Orang yang selama ini hanya ada dalam fantasiku, tiba-tiba muncul dihadapanku serta straight, eksklusif melihatku dalam keadaan telanjang, gak pake celana, Cuma kaos aja. Ngaceng juga.

“engkau dateng ok gak ngabarin dulu sih?” saya protes.

“Udah, sana, pake celana dulu!” Pagi-pagi telanjang, nonton bf sendirian,lagi ngapain sih?”pungkasnya sambil duduk pada kursi didepanku.

“Yee…namanya juga lagi h***y…ya udah mending colai sambil nonton bf. Lagian anak-anak sama mamanya lagi pulang ke sekolah. Ya udah, self service,”sahutku.

“Udah, Ndrew. Sana pake celana dulu. kamu gak risih apa?”

“Ah, kepalang tanggung kamu dah liat? Ngapain jua dtitutupin? Telat donk,”kilahku.

“Dasar kamu ya. Ya, udah deh, saya pamit dulu. Salam aja buat istrimu. Sana, terusin lagi.” Firda bergerak dari duduknya, serta pamit balik .

Buru-buru aku mencegahnya. “Lin, ntar dulu lah…,”pintaku.

“Apaan sih, orang aku mau ngajak latif jalan, beliau nggak ada ya udah, aku mau jalan sendiri,”sahutnya.

“Bentar deh Fir. Tolongin aku , gak lama kok, paling sepuluh menit,”aku berusaha merayunya.

“Gila kamu ya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”Linda protes sembari melotot. “kamu jangan macem-macem deh, Ndrew. Gak mungkin donk saya lakukan itu,”sergahnya. “fir,”sahutku tenang. “saya gak minta kamu buat melakukan hal itu. Enggak. aku Cuma minta tolong, kamu duduk didepanku, sambil liatin aku colai.” “Gimana?”

Firda tidak menjawab. Matanya menatapku tajam.

Sejurus lalu..

“Ok, Fir. aku janji gak ndeketin apalagi menyentuh kamu. akan tetapi, sebelum itu, engkau pula buka bajumu dong…pake BH sama CD aja deh, gak usah telanjang. Kan engkau dah liat punyaku, please?” saya merayunya dengan sedikit memelas sekaligus khawatir.

“Hm…fine deh. saya bantuin deh…akan tetapi bener ya, aku masih pake BH dan CDku serta kamu gak nyentuh aku ya. Janji lho,”katanya. “akan tetapi, tunggu. saya mau tanya, kok kamu berani banget minta tolong begitu ke aku ?”

“Yaaa…saya berani-beraniin…toh aku gak nyentuh engkau , Cuma liat doang. Lagian, kamu dah liat punyaku? Trus, aku lagi colai sambil liat BF…lha ada engkau , kenapa gak minta tolong aja, liat yang asli?”kilahku.

“Dasar engkau . Ya udah deh, aku buka baju pada kamar dulu.”

“Gak usah, disini aja,”sahutku.

Perlahan, dibukanya kemejanya…serta…ah p******a itu menyembul keluar. p******a yang terbungkus BH sexy berwarna merah…menambah perbedaan nyata warna kulitnya yg sangat putih serta mulus. aku menelan ludah karena hanya bisa membayangkan seperti apa isi BH merah itu.

setelah itu, diturunkannya zip celana jeansnya, dan dibukanya kancing celananya. Perlahan, diturunkannya jeansnya…sedikit terdapat keraguan pada wajahnya. akan tetapi akhirnya, celana itu terlepas asal kaki yg dibungkusnya.

Wow…saya terbelalak melihatnya. Paha itu sangat putih sekali. Lebih putih dari yang pernah saya bayangkan. tidak ada cacat, tidak terdapat noda. Selangkangannya masih terbungkus celana dalam kecil berbahan satin, sewarna dengan Bhnya. sepertinya, itu artinya satu set BH dan CD.

“Nih, aku u dah buka baju. Dah, engkau terusin lagi colinya. saya duduk ya.”

Firda segera duduk, dan hendak menyilangkan kakinya. Buru-buru saya tangkal.

“Duduknya jangan gitu dong…”

“Ih, engkau tuh ya…macem-macem banget. Emang saya musti gimana?”protes Firda. “Nungging, gitu?”

“Ya kalo engkau mau nungging, rupawan banget,”sahutku.

“Sori ye…emang gue apaan,”cibirnya.

“kamu duduk biasa aja, akan tetapi kakimu pada buka dikit, jadi saya bisa liat celana pada sama selangkanganmu. Toh veggy engkau gak keliatan?”usulku.

“Iya…iya…ni anak rewel banget ya. Mau colai aja pake minta macem-macem,”Linda masih saja protes dengan permintaanku.

“Begini posisi yang kamu mau?”tanyanya sambil duduk dan membuka pahanya lebar-lebar.

“Yak sip.” Sahutku. “saya lanjut ya colinya.”

sembari memandangi tbuh Firda, saya terus mengocok tongkolku, akan tetapi kulakukan dengan perlahan, sebab aku nggak mau cepet-cepet ejakulasi. Sayang, bila peman dangan langka ini berlalau terlalu cepat. aku pun menceracau, akan tetapi Firda tidak menanggapi omonganku.

“Oh…Liiiinnn….engkau kok mulus banget siiiihhh….”aku terus menceracau. Firda menatapku serta tersenyum.

“Susumu montok bangeeeettttt… pahamu sekel serta putiiiihhhh….hhhhh….bikin saya ngaceng, Liiiiiinnn……”

Firda terus saja menatapku serta kini bergantian, menatap wajahku serta sesekali melirik ke arah tongkolku yang terus saja ngacai alias mengeluarkan lendir dari ujung lobangnya.

“Pantatmu, Liiiinnn…. kau boleh megang….uuuuhhhhh….apalagi kena tongkolku….oouuufff…..absolut muncrat aku ….,”aku merintih serta menceracau memuji estetika tubuhnya. Sekaligus aku berharap, kata-kataku dapat membuatnya terangsang.

Firda masih tetap membisu, serta tersenyum Matanya mulai sayu, serta bisa kulihat kalo nafasnya seperti orang yang sesak nafas. Kulirik ke arah celana dalamnya…oppsss….aku menangkap sinyal kalo ternyata Firda jua mulai ternagsang menggunakan aktivitasku.

karena celana dalamnya berbahan satin dan tipis, kentara sekali terlihat ada noda cairan pada lebih kurang selangkannya. Duduknya pun mulai gelisah.

Tangannya mulai meraba dadanya, dan tangan yang satunya turun meraba paha serta selangkangannya. tapi Firda nampak ragu buat melakukannya. Mungkin karena ia belum pernah melakukan ini dihadapan orang lain.

Kupejamkan mataku, supaya Firda tau bahwa saya tak memperhatikan aktivitasku. serta benar saja…selesainya beberapa waktu, aku membuka sedikit mataku, bokep kulihat tangan kiri Firda meremas payudaranya serta owww…BH sebelah kiri ternyata sudah diturunkan.

Astagaaa..!!! p****g itu merah sekali…tegak mengacung. Meski sudah melahirkan, serta mempunyai satu anak, kuakui, p******a Firda lebih cantik dan kencang dibandingkan Vanes. Kulihat tangan kiri Firda memilin-milin putingnya, dan tangan kanannya ternyata sudah menyusup ke dalam celana dalamnya.

“Sssshh….oofff….hhhhhh…..:” Kudengar bunyi nya mendesis seolah menahan kenikmatan. saya kembali memejamkan mataku dan meneruskan kocokan di tongkolku sambil menikmati rintihan-rintihan Firda.

datang-tiba saya merasa ada sesuatu yg hangat…basah…lembut…menerpa tongkol serta tanganku.

saya membuka mata dan terpekik. “Lin…engkau …,”leherku tercekat.

“saya nggak tega liat kamu menderita, Ndrew,”sahut Firda sambil membelai tongkolku menggunakan tangannya yang lembut.

My gosh…perlahan impin serta obsesiku menjadi kenyataan. tongkolku dibelai serta dikocok dengan tangan Firda yang putih mulus. saya mendesis serta membelai rambut Firda. kemudian secara spontan Firda menjilat tongkolku yg telah bener-bener sewarna kepiting rebus dan sekeras kayu. dan …hap…! Sebuah peristiwa tidak terduga tetapi sangat kunantikan…akhirnya tongkolku masuk ke mulutnya. Ya, tongkolku dihisap Firda. Sedikit lagi sempurna saya memperoleh lebih berasal sekedar cunilingis.

tidak tahan dengan perlakuan sepiha Firda, kutarik pinggulnya da n buru-buru kulepaskan Cdnya.

“kamu mau ngapain, Ndrew?” Firda protes sembari menghentikan hisapannya. aku tidak menjawab, jariku sibuk mengusap dan meremas p****t putih nan montok, yg selama ini hanya sebagai khayalanku.

“Ohh..Lin…boleh ya saya megang p****t sama memiaw engkau ?”pintaku.

“Terserah…yang penting kamu puas.”

Segera kuremas-remas p****t Firda yg montok. Ah, obsesiku tercapai…dulu aku hanya bisa berkhayal, sekarang, tubuh Firda terpampang dihadapanku. Puas menggunakan pantatnya, kuarahkan jariku turun ke a**s dan vaginanya. Firda merintih menunda rasa nikmat akibat usapan jariku.

“Achh…Liiiinn…lezat bangeeeeett….sssshhh…….”saya menceracau menikmati jilatan pengecap dan hangatnya ekspresi Firda waktu mengenyot tongkolku. betul-betul menggairahkan melihat bibir dan lidahnya yg merah menyapu lembut kepala serta btg kelelakianku. sampai akhirnya….

“fir….bibir engkau lembut banget sayaaaannggg.

“Keluarin sayang…tongkol engkau udah berdenyut tuh….udah mau muncrat yaaa….”

“I…iiy…iiyyaaa….fir….Ouuuuufuffffff….. argggghhhhhhhhhh…..”

tidak bisa kutahan lagi. Bobol telah pertahananku. Crottt…..crooottt….crooootttt…

Spermaku muncrat sejadi-jadinya di muka, bibir serta d**a Firda. Tanganhalus Firda tidak berhenti mengocok batang kejantananku, seolah ingin melahap habis cairan yang kumuntahkan

Ohhhh…….my dream come true….. Obsesiku tercapai…pagi ini saya muncratin pejuhku di bibir serta muka Firda.

“Lin…kamu gak geli sayang…? Bibir, muka sama d**a kamu kenas permaku?”

Firda menggeleng menggunakan pandangan sayu. Tangannya masih permanen memainkan tongkolku yang sedikit melemas.

“kamu baru pertam kali kan, mainin koto orang selain suami kamu?”

“Iya, Ndrew. tapi kok saya suka ya…terus jelas, bau s****a engkau seger banget…kamu rajin maka butir sama sayur ya?” tanya firda.

“Iya…kalo gak gitu, Indahmana mau nelen s****a saya.”

“Aihhh….” Firda terpekik. “indah mau nelen s****a?”

saya mengangguk. “Keapa Fir? bertanya-tanya sama cita rasanya? Lha itu spremaku masih meleleh pada muka sama d**a kamu. Coba aja cita rasanya,”sahutku.

“Mmmm…ccppp…ssllrppp….” terdengar pengecap serta bibir Firda mengecap spermaku. dengan jarinya yang lentik, disapunya spermaku yg tumpah didada dan mukanya, kemudian dijilatnyajarinya smape higienis.Hmmm….akhirnya spermaku masuk kedalam tubuhnya.

“Iya, Ndrew, s****a engkau kok lezat ya. aku gak ngerasa enek pas nelen s****a engkau …”

“Mau lagi….?”

“Ih…kamu tuch ya…masih kurang, Ndrew?”

“Lha kan baru oral belum masuk ke meqi kamu, Fir.” Sahutku…”Tuh, liat…bangun lagi kan?”

“Dasar engkau ya….”

“Benerkamu gak mau spermaku ? Ya udah kalo gitu, saya mau bersih-bersih dulu.”ancamku sambil bangkit berasal kursi.

“Mau sih…Cuma takut kalo indah dateng…gimana donk….”Linda merajuk.

Perlahan kuhampiri Lida, kuminta beliau duduk di sofa, sembari ke 2 kakiya diangkat mengangkang.

Kulihat meqinya yg licin sebab cairan cintanya meleleh dampak perbuatan jariku.

“Hmmm…Lin…meqi kamu masih basah…kamu masih h***y dong…”tanyaku.

“Udah, Ndrew….cepetan deh…nanti istrimu keburu dateng…Lagian saya udah…Auuuwwww….!!!! Ohhh..Shhhhh…….” firda memiawik ketika lidahku menari diujung klitorisnya.

“Ndrewwww…engkau gilaaa yaaa…”bisiknya samil menjambak rambutku.

Kumainkan lidahku dikelentitnya yg udah membengkak. Jari ku menguak bibir v****a Firda yang semakin membengkak. Perlahan kumasukkan telunjukku, mencari G-spotnya.

Akibatnya luar biasa. Firda makin meronta dan merintih. Jambakannya makin kuat. Cairan birahinya makin membasahi lidah dan mulutku. Tentu saja hal ini tidak kusia-siakan.

Kusedot kuat agar saya dapat menelan cairan yg meleleh berasal vaginanya. Ya…aroma v****a Firda lain menggunakan aroma v****a istriku. Meskipun keduanya tidak berbau amis, tapi ada sensasi tersendiri waktu kuhirup aroma kewanitaan Firda.

“C’mon..Ndrew…I can’t stand…ochhh…ahhhhhh…shhhh……c’mon honey….quick…quick….”

saya paham, gerakan pantt Firda makin liar. Makin kencang. Kurasakan juga meqinya mulai berdenyut…..seentar lagi dia meledak, pikirku.

“Ting…tong…”bel rumahku berbunyi.

“Mas…..mas Andrew….”bunyi perempuan didepan memanggil namaku.

Sontak kulepaskan jilatanku. Firda memandang wajahku menggunakan wajah pucat. aku pun memandang wajahnya menggunakan jantung berdebar.

“Ndrew..kok kyaka suara Rika ya…”firda bertanya

“Wah..mau ngapain beliau kesini…..gawat dong…”ucapku ketakutan. “Udah Fir, engkau masuk kamarku dulu deh…cepetan…”

Segera Firda berjingkat masuk ke kamarku, mungkin sekalian membersihkan tubuhnya sebab dikamarku ada kamar mandi. aku tau ada sebersit aktualisasi diri kecewa pada wajahnya, sebab Firda hampir meledakkan orgasmenya, yang terputus oleh kedatangan Rika, sahabatnya sekaligus sahabat istriku.

sesudah kupakai kaos serta celana yg kuambil berasal lemari serta cuci muka sedikit, aku menuju ke ruang tamu, membuka pintu.

“Halo, mas….’Pa informasi..?” sahut Rika begitu melihatku membuka pintu.

“Baik, dik. yuk masuk dulu. Tumben nih pagi-pagi, kayaknya terdapat yang krusial?” tanyaku seraya mengajak Rika menuju ruang tengah.Mataku sedikit terbelalak melihat pakaiannya. Bagaimana tidak?

Kaos ketat melekat dibadannya, dipadukan dengan celana spandex ketat berwarna putih. aku melihat lipatan cameltoe di selangkangannya menandakan bahwa didaerah itu tak ada bulu jembutnya, dan ketika aku berjalan dibelakangnya, tidak kulihat garis celana dalam mebayang pada spandexnya. Hmm…mana mungkin dia gak pake CD..mungkin pake G-string, pikirku.

Kami berdua segera menuju ruang tengah. laba saja, film bokep yang saya setel udah terselesaikan, jadi Rika nggak sempat melihat film apa yg tengah aku setel.

“Ini lho mas, aku mau anter sang-sang. Kan kemarin aku baru dateng berasal Jepang. Nah, ini saya bawain ….sedikit bawaan lah, buat engkau sama indah . Itung-itung membagi kesenangan.”

“Wah…tengkyu banget lho…kamu baik banget”

“Ah, biasa aja lageee..hehehe” Kami berdua sejenak ngobrol-ngobrol, sebab memang telah beberapa bulan Rika nggak berkunjung ke rumahku. Rika ini ialah galat satu sahabat istriku, selain Firda

diam-membisu, akupun pula terobsesi bisa menikmati tubuhnya. Ya, Rika seorang wanita yang kecil. Tinggi badannya nggak lebih dari 155cm. Bandingkan dengan tinggiku yang 170. rona kulitnya putih, akan tetapi cenderung kemerahan. Hmm..saya tak jarang berkhayal lagi ngent*tin Rika, sembari saya gendong serta aku rajam memiawnya menggunakan tongkolku. sempurna beliau merintih-rintih menikmati hujaman tongkolku.

“Hey…bengong aja…ngeliatin apa sih..” tegur Rika.

“Eh…ah…anu…enggak. Cuma lagi mikir, kapan ya gw mampu jalan-jalan sama engkau …”

Eits..kok ngomongku ngelantur begini sih. Aduh…gawat deh…

“Alaaa..mikirin jalan-jalan apa lagi ngeliatin sesuatu?” Rika melirikku menggunakan pandangan menyelidik.

meninggal saya…berarti waktu aku ngeliatin bodynya, ketahuan dong kalo saya melototin selangkangannya. Wah….

“Ya udah, mas. aku pamit dulu, abis latif pergi. Lagian,dari tadi engkau ngeliatin melulu. Ngeri aku …ntar diperkosa sama engkau deh..hiyyy…” Rika bergidik ambil tertawa.

aku Cuma tersenyum.

“Ya udah, kalo kamu mau pamit. aku gak mampu ngelarang.”

“saya numpang pipis dulu ya.”Rika menuju kamar mandi di sebelah kamarku.

“Iya.”

tepat waktu Rika masuk kamar mandi, sambil berjingkat Firda keluar dari kamarku.

aku terkejut, serta segera menyuruhnya masuk lagi, karena takut ketahuan. Ternyata CD Firda ketinggalan di kursi yg tersebut didudukinya waktu sedang saya jilat memiawnya. Astagaaa…untung Rika nggak ngeliat…atu jangan-jangan beliau udah liat, makanya sempat melontarkan pandangan menyelidik? Entahlah.

“Cepeeeett..ambil trus ke kamar lagi.”perintahku sambil berbisik.

Firda mengangguk, segera menyambar Cdnya dan …

“Ceklek….!”

Pintu kamar mandi terbuka, serta ketika Rika keluar, kulihat wajahnya terkejut melihat Firda berdiri terpaku dihadapannya sambil memegang celana dalamnya yang belum sempat dipakainya. Ditambah keadaan Firda yang hanya memaki kaos, tetapi dibawah tidak menggunakan celana jeansnya.

Akupun terkejut, dan berdiri terpaku. Hatiku berdebar, tidak tahu apa yang harus kuperbuat atau kuucapkan. Semuanya terjadi pada ketika yg sangat singkat dan tidak terelakkan. Kepalaku terasa pening.

“firda…? kamu lagi ngapain?” Rika bertanya dengan wajah galau campur kaget.

“Eh…anu…ini lho…”kudengar Firda gelagapan menjawab pertanyaan Rika.

“Kok engkau megang celana dalem? 1/2 telanjang lagi?” selidik Rika. “Oo…saya tau…pasti kamu berdua lagi berbuat yaaa…?”

“Enggak Rik. Ngaco engkau , orang Firda lagi numpang dandan di kamarku kok.” Sergahku membela diri.

“Trus, kalo emang numpang dandan, ngapain dia diruangan ni, pake bawa celana dalem lagi.” Udah gitu telanjang jua..Hayo!!!” Rika bertanya dengan galak.

“Sini liat.” Rika menghampiri Firda dan cepat merebut celana dalam yang dipegang Firda, tanpa perlawanan berasal Firda.

“Kok basah…?”Rika mengerutkan keningnya. “Nhaaaaa..bener kan…hayooooo….kamu ngapain…?”

“udah deh, Rik…emang bener, saya lagi mau ml sama Firda. Belum sempet aku ent*t, sih. Baru aku jilat-jilat memiawnya, keburu kamu dateng.” saya menyerah dan memilih mengungkapkan apa yg barusan saya lakukan.

“engkau tuh ya…udah punya istri masih doyan yang lain. Ini cewek jua sama aja, gatel ngeliat suami sahabatnya sendiri.” Rika memaki kami berdua menggunakan paras merah padam.

“Terserah kamu lah…engkau mau laporin aku sama Firda ke polisi…silakan. Mau laporin ke latif…terserah….”ucapku pasrah.

“Hmm…kalo aku laporin ke latif…kasian beliau. Nanti dia kaget.Kalo ke polisi….ah…ngrepotin.” Rika meninmbang-nimbang apa yg hendak dilakukannya.

“Gini aja mas. saya gak laporin ke mana-mana. akan tetapi ada syaratnya.” Rika memberikan tawarannya kepadaku.

“Apa syaratnya, Rik?”

“Nggak berat kok. gampang banget serta praktis.”

“Iya, apaan syaratnya?” Firda ikut bertanya

“Terusin apa yang kamu berdua tersebut lakuin. aku duduk disini, nonton. Bagaimana?”

“WHAT?” aku dan Firda berteriak bebarengan. “Gila lu ya, masa mau nonton orang lagi ml?”

“Ya terserah kamu.Mau pilih mana…?”Rika mencibir dengan senyum kemenangan.

aku serta Firda saling berpandangan. Kuhampiri Firda, kubelai tangan dan rambutnya. Firda seolah tahu serta menyetujui kondisi yang diajukan Rika. Segera saja kulumat bibirnya yang ranum dan tanganku meremas pantatnya yang sekel. Firda segera membuka kaosnya.

sembari terus berciuman serta meremas pantatnya, kubimbing Firda menuju sofa. Kurebahkan beliau disana, serta dengan cekatan dilepaskannya kaos dan celana ku sehingga saya kini telanjang bundar pada hadapan Firda dan Rika.

aku melirik Rika, yang duduk menyilangkan kakinya. Kulihat wajahnya menegang seperti tegangnya tongkolku. aku tersenyum-senyum kearahnya, sambil memainkan serta mengocok-ngocok tongkolku, seolah hendak memamerkan kejantananku.

“mari, ndrew…cepetan deh…udah gak tahan, honey…”firda merintih. “Biarin aja si Rika…paling beliau jua udah basah.”

“lezat aja engkau bilang.”sergah Rika. “Udah buruan, saya pengen liat kayak apa sih kalian kalo mililiter.”

saya menatap mata Firda yg mulai sayu serta tersenyum. sehabis melepas semua pakaiannya, sempurnalah ketelanjangbulatan kami berdua. tidak tabah, segera k usosor memiaw Firda yang sangat becek sang lendir birahinya.

“Achhhh….sshhhh….ooouufffffggg…Andreeeeewwwwww….”firda menjerit dan mengerang menerima agresi lidahku. Pantatnya tersentak keatas, mengikuti irama permainan lidahku.

Hmmm…nikmat sekali. memiawnya berbau segar, indikasi bahwa memiaw ini sangat terawat. dan yg membutku girang artinya lendir memiawnya yg meleleh deras, seiring dengan makin kuatnya goyangan pinggulnya.

“Hmmmppppppff…Andrew…Andrew…sayaaaanngg.. akh…akh…akkkkkuu…”firda da terus merintih. Nafasnya tersengal-sengal, seolah terdapat sesuatu yang mendesaknya. ‘Akku……mmmhhhhh…ssshhh….”

“Keluarin sayang….keluarin yang poly…..”aku berbisik sembari jari tengahku terus mengocok memiawnya, dan jempolku menggesek itilnya yang telah sangat keras. Baik i**l maupun memiaw Firda telah sahih-sahih berwarna merah, sangat basah dampak lendirnya yang meleleh, sampai membasahi belahan p****t serta sofa.

Segera aktivitas tanganku kuganti dengan jilatan lidahku lagi. Hal ini membuatpaha Firda menegang, tangannya menjambak rambutku, sekaligus membenamkan kepalaku ditengah jepitan pahanya yang menegang. saya mencicipi memiawnya berdenyut, serta ada lelehan cairan hangat menerpa bibirku.

“ANDREEEEEEWWWWWWW…..AAAAACCCCHHHHHHHHH……”Lin da menjerit keras sekali, menjepit kepalaku dengan pahanya, menekan kepalaku di selangkangannya dan berguncang hebat sekali.

tidak kusia-siakan lendir yg meleleh itu. Kusedot semuanya, kutelan semuanya. Ya, saya tidak mau membuang lendir kenikmatan Firda. Sedotanku di memiawnya membuat guncanganLinda makin keras…serta akhirnya Firda terdiam seperti orang kejang. Tubuhnya kaku dan gemetaran.

“Oooohhhh…Ndreww…aaachhh…..”Linda menceracau sembari gemetaran.

“Enn..en….Nik…mat…bangeth….sssse….dothan…sama jhiilatan kkk…kamu…”

Kulihat Firda tersenyum menggunakan paras puas. Segera kuarahkan bibrku m elumat putingnya yg keras dan kemerahan. Meskipun sudah melahirkan serta menyusui 2 anak, p******a Firda sangat terawat, kencang. dan putingnya masih berwwarna kemerahan. Siapa lelaki yg tahan melihat rona putting seperti itu, apalgi sekarang p****g merah itu sahih-benar masih keras dan mengacung meski pemiliknya barusan menggapai o*****e.

“Shhh…Dreeewwww…iihhhh…geli….” Lnda menggelinjang ketika kuserbu putingnya. saya tak mempedulikan rintihannya. Kulumat putingnya dengan ganas sebagai akibatnya badan Firda mulai mengejang lagi.

“Acchhh….Andreww….sayaaaannggg…”Linda merintih. “Terus sayang…iss…ssseeeppp…pen….til…kuhh…ooofffffhhhhhhh hh……”

Tanpa aba-aba, segera kusorongkan tongkolku yang memang telah mengeras seperti kayu ke memiaw Firda. Blessss…….

“Ahhhhkkk…..mmmmppppfff…..ooooooggggghhhh….”p antat Firda tersentak kedepan, seiring dengan menancapnya tongkolku pada mekinya. Kutekan tongkolku makin dalam da n kuhentikan sejenak disana.

Terasa sekali memiaw Firda berkedut-kedut, walaupun tergolong super becek.

“ayo, ndre…..gocek tongkol kamuh….akk….kkuuuu….udah mau…keluarrrrr…laggiiiihhh…”Linda merintih memohon.

Segera kugocek tongkolku dengan ganas. “crep.crep…cplakkk….cplaakkkk…cplaakkkk ….” suar goresan tongkolku menggunakan memiaw Firda yang telah basah kuyup nyaring terdengar. tidak lupa kulumat bibirnya yang ranum, serta tanganku menggerayang memilin menikmati p******a dan putingnya.

Sesaat kemudian kulihat mata Lnda terbalik, Cuma terlihat putihnya. Kakinya dilipat mengapit pinggul dan pantatku. Tangannya memeluk ubuhku erat.

“ Firda menjerit keras serta sekejap terdiam. Tubuhnya bergetar hebat. Terasa di tongkolku denyutan memiaw Linda…sangat bertenaga. Berdenyut-denyut, seolah hendak memijit serta memaksa spermaku buat segera mengguyur menyiram memenya yang luar biasa becek.

CASINO69

Makin bertenaga kocokan tongkolku didalam memiaw Firda, makin kencang juga pelukannya. Nafas Firda tertahan, seolah tidka ingin kehilangan moment-moment latif menggapai puncak kenikmatan.

sebab denyutan memiaw Firda yg membuatku nikmat, ditambah rasa hangat karena uyuran lendir memiawnya, aku pun tidak tahan. Ditambah ekspresi wajahnya yangmemandang wajahku menggunakan mata sayu namun implisit kepuasan yg maat sangat.

“mari nDrew…keluarin pejuh kamu…keluarin dimemiawku….”Linda memohon.

“engkau gak papa aku tumpahin pejuh di rahim engkau ?”tanyaku sambil terengah-engah.

“No dilema honey…saya safe kok….”sahut Firda. “C’mon honey..shot your sperm inside…c’mon honey….”

”saya merasakan pejuhku mendesak. Kupercepat kocokanku, dan Firda jua mengencangkan otot memiawnya, berharap supaya aku cepet muncrat.

AAACCHHHHHHH………..” Jrrrrrooooooooootttt…..jrrrrooooooooo ttttt..jrrrro ooooottttt…..tidak kurang berasal tujuh kali semprotan pejuhku. aneka macam pejuh yg kusemprotkan ke rahim Firda, sampai-sampai ia tersentak. Kubenamkan dalam-pada tongkolku, hingga terasa kepalaku speerti memasuki liang ke 2.Ah….ternyata tongkolku mampu menembus lisan rahimnya. Berarti pejuhku pribadi menggempur rahimnya.

Ohhh…nDrreeeww…enak sayang….nikmat, sayaaannggg…offffffghhhh……” Firda merintih lagi. “Uggghhh…hangat sekali pejuh kamu, Ndrew…” ucap Firda. selesainya beristirahat sejenak dengan menancapkan tongkolku pada-pada, secara mendadak kucabu tongkolku.

“Plllookkkkk….”

Kupandangi memiaw Firda yg masih membengkak dan merah dengan lubang menganga. Firda segera mengganti posisi duduknya dan …ceeerrrrrr……pejuhku meleleh. Segera saja jemari Firda meraih serta mengorek bibir memiawnya, menjaga agar pejuhku tidak tumpah kesofa.

Akibatnya, telapak tangan Firda belepotan penuh dengan pejuhku yg sudah be rcampur lendir memiawnya. dengan pejuh di telapak tangan kanannya, Firda menggunakan jari tangan kirinya,mengorek memiawny untuk membersihkan memiawnya dari sisa pejuhku.

“Brani kam telen lagi?” tantangku.

“Idih…syapa takut….”firda balas menantangku. “Nih liat ya….”

Clep…dijilatnya telapak tangan yang penuh pejuhku…

“MMmmmm….slrrpppp….glek….aachhhh….” Firda nampak puas menikmati pejuh ditangannya.

“Hari ini kenyang sekali aku …sarapan pejuh engkau duakali..hihihihi…”Linda tertawa geli.

“Tuh…masih ada sisanya ditangan. Mbelum bersih.” Sahutku.

“tenang, NDrew..sisanya buat…ini.” sembari mengatakan begitu, Firda mengambil sebagian pejuhku serta mengusapkannya diwajahnya.

“indah lho buat wajah…biar tetep mulus…”sahut Firda sembari mengerling keletah.

“Astagaaaa….engkau tuh, Lin…diem-diem ternyata…”kataku terkejut.

“Kenapa…? Kaget ya?”

“Diem-diem, muka alim..ta pi kalo urusan ereksi liar juga ya..”

“Ya iyalaaahhh..hare gene, Ndrew…orang enak kok ditolak.”

“Tau gitu tersebut saya semprot dimuka engkau aja ya..” sesalku

“Iya juga sih..sebenernya saya pengen engkau semprot. Cuman aku dah gak bisa ngomong lagi…nahan lezat sih..lagian aku pengen ngerasain semprotan pejuh engkau di memiawku.” Firda tersenyum

“Eh, Ndrew…ssstttt…coba liat tuh…jailin ayo…..”ajak Firda

Ya ampuuunnnn…saya lupa bahwa aktivitasku tengah diamat Rika. Segera kulirik Rika, yg ternyata tanpa kami sadari tengah beraktivitas sendiri.

yaitu menggunakan memasukan kedua jarinya ke rahim rika kegiatan mirip itu bisa disebut pula dengan m********i rika pun kulihat lihat rika pun mencicipi kenikmatan yg didapat waktu melakuan maturbasi otot otot mukannya menegang kelihatan mirip nafsu yg sudah lama terpendam tak dilampiaskan.

Baca carita Lainnya di CASINO69

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*