Kepergok Coli malahan dikasi Ngentot

CASINO69

pada siang hari yang terik itu, Venina tergesa-gesa turun dari taksi yang ditumpanginya, sehabis membayar ongkos taksi, Venina buru-buru melangkah mendekati pagar tinggi besar sebuah tempat tinggal mewah pada sapta jakarta tersebut dan menekan belnya dengan tidak tabah. tidak butuh saat usang, seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menuju pagar buat menyambutnya.“Eh, neng Venina. Bibi kirain siapa.”“Iya bi, cepetan dong panas nih.”“Iya iya neng masuk..”

Venina menggunakan segera melenggang masuk kedalam tempat tinggal tanpa ba-bi-bu. ia mengibas-ngibaskan kerah seragam SMA nya setibanya didalam, berusaha mengusir rasa gerah pada tubuhnya. Bi Yunni pun tidak selang lama ikut masuk kedalam serta mengunci pintu.

“Orang-orang belom pada kembali ya?” tanya Venina lagi begitu masuk kedalam tempat tinggal “Belom neng, akan tetapi tadi non Yuventia udah bilang kok neng Venina mau dateng. Cuman terdapat mas Tommy aja yang udah balik sejam yg kemudian. Paling lagi di kamarnya.“Oh gitu, yauda deh. saya ke kamarnya Yuventia yah bi. Disana aja ngadem.”“Iya neng, bibi lanjut masak ya.’serta Bi Yunni pun menghilang ke belakang, menyisakan Venina sendirian. Venina pun dengan santai melenggang ke lantai dua menuju kamar Yuventia. Venina serta Yuventia sudah bersahabat sejak usang sedari SD dan SMP. Bahkan waktu mereka berpisah sekolah di SMA persahabatan mereka masih permanen erat. Sedari SD sampai SMP Venina kerap bermain ke rumah Yuventia. tidak jarang di akhir minggu Venina menginap disana, jadi seisi tempat tinggal sudah menduga Venina mirip famili sendiri.Setibanya beliau pada kamar Yuventia, Venina segera melempar tasnya ke lantai dan menjatuhkan badannya di kasur. Cythia sendiri masih ada les tambahan hingga jam 4 sore sebagai akibatnya dia belum masih akan pulang sampai beberapa jam kedepan. Venina sendiri sebelumnya telah berencana buat bermain ke tempat tinggal pacarnya. namun karena satu serta lain hal, rencana berduaan tersebut gagal serta akhirnya Venina memilih untuk menghabiskan saat saja di rumah Cntyhia. menggunakan kesal, Venina hanya membolak-pulang hapenya saja buat membunuh ketika namun hal tersebut malah menghasilkan beliau makin kesal. Akhirnya ia pun bangkit dari kasur dan berkiprah keluar asal kamar.Baru saja beliau melongok keluar pintu, matanya tertuju kearah pintu kamar Tommy diseberang kamar Yuventia yang ternyata sedikit terbuka. karena tidak ada kerjaan, Venina pun memutuskan buat mengisengi Tommy saja. Tommy sendiri adalah saudara termuda Yuventia satu-satunya yang terpaut jeda beberapa tahun. ketika itu Tommy telah menginjak kelas tiga SMP, tetapi badannya tinggi besar mungkin sebab dia rajin berlatih basket sedari Sekolah Dasar. Bahkan kini Tommy jua rajin berolahraga di Gym sehingga menghasilkan badannya yg telah tinggi menjulang semakin kekar. Meski ia akui Tommy sudah jauh tidak sinkron asal yang dulu, tetapi permanen saja di mata Venina, Tommy artinya anak mungil ingusan yang selalu jadi bahan kejahilan dirinya dan Yuventia.sembari berjingkat-jingkat Yuventia menghampiri kamar Tommy dan melongok sedikit kedalam diantara celah pintu. Nampak Tommy tengah duduk didepan meja komputer membelakangi pintu sambil mengenakan headphone. Venina pun mengendap-endap mendekati Tommy yg kala itu hanya mengenakan boxer yang terpaku didepan personal komputer . namun saat beliau baru hendak menepuk bahu Tommy, Venina tercekat melihat layar komputer Tommy. Venina baru tersadar Tommy ternyata sedari tersebut tengah menonton film porno pada komputernya. dia nampak begitu berkonsentrasi bahkan sampai tidak menyadari Venina telah berada sempurna pada belakangnya. Venina mengurungkan niatnya sebentar dan bergeleng-geleng sendiri menunda geli melihat tingkah polah Tommy yg sedang bernapas tak beraturan. kini bahkan tangan kiri Toni mulai beranjak merabai gundukan boxernya sendiri. waktu itulah Venina segera ambil tindakan serta menepuk ke 2 bahu Tommy sambil berteriak kencang.“HAYO LAGI NGAPAIN!”Tommy nyaris terjengkang kebelakang sangking kagetnya. Headphone nya bahkan ikut terbelit ketika beliau terjungkal sangking kagetnya. dengan cepat Tommy mematikan layar komputernya serta berdiri dengan terengah-engah menggunakan paras pucat pasi. Venina tertawa tergelak hingga terduduk di kasur Tommy.“K-kak Venina ngapain sih! Ngagetin orang aja!!” Ujar Tommy masih sambil terbata-bata.“Lagian elu sih Tom, nonton bokep berfokus banget sampe ga sadar gue masuk.” Jawab Venina lagi pada sela-sela tawanya.Tommy tampak memerah padam wajahnya, dia hanya mampu berdiri mematung pada samping personal komputer seperti tengah di strap.“Emang seru banget gitu bokepnya? mana coba gue pengen liat kaya apa.” Ujar Venina lagi sembari berkecimpung mendekati layar personal komputer .“Eh Eh! ngapasin sih kak Venina! u-udah deh keluar aja, gangguin orang aja nih!” bura Tommy sambil berusaha menghalang-halangi Venina.“Ah berisik lu Tom, mana cepet gue pengen liat. Daripada lo gue aduin ke kakak lo coli di kamar? baru tau rasa lo.” ancam Venina sembari terkekeh.Tommy tidak bisa berkutik mendengar ancaman Venina. Wajahnya jadi pucat pasi, namun ia tak berani bergeming pada sebelah Venina. Venina menggunakan santai menghidupkan layar personal komputer pulang dan memutar video porno tersebut. pada lain pihak Tommy kini kian galau sambil terus menggaruk-garuk kepalanya yg tidak gatal, bercampur antara gelisah serta memalukan.“Ih gila lu Tom, nontonin yang dijilat-jilat begini cewenya. Lagi belajar ya lu buat pacar lu?” ungkap Venina asal. Tommy yg makin salah tingkah yg justru membentuk Venina makin bersemangat buat mengusilinya.Tommy beranjak cepat menutup pintu kamarnya, takut Bila nanti Bi Yunni ikut memergoki kesialannya. pada hati ia berkata jangan sampai berita memalukan ini hingga ke indera pendengaran Yuventia atau bahkan mamanya.“Duh udah dong kak Nin, please ampun kak..” mohon Tommy.

CASINO69
CASINO69

Baca carita Lainnya di CASINO69

tetapi Venina diam saja sembari terus tersenyum-senyum jahil menatapi layar komputer tidak menghiraukannya.“Ckck.. ga nyangka gue Tom, lo ternyata bejat banget ya. Liatnya sampe yang kencing-kencing gini.. ihhh..” ungkap Venina lagi. Tommy makin memerah kupingnya mendengar ocehan Venina.pada hati Venina memuji juga kesukaan Tommy. Video yang diputar Tommy membisu-membisu agak membuat Venina hanyut pula. Apalagi planning Venina berduaan dengan pacarnya hari ini gagal, membuat Venina makin gemas saja melihat adegan porno didepan matanya. Sekilas Venina melirik Tommy yg berdiri mematung di sebelahnya. Baru kali ini setelah sekian usang Venina melihat Tommy 1/2 telanjang seperti itu. Melihat perut homogen Toni, sekelebat pikiran kotor Venina bergejolak.“Yauda deh Tom, lo lanjutin gih kegiatan menjijikan lo itu.”Sejenak Tommy bernapas lega mendengar perkataan Venina.“akan tetapi, siap-siap aja ya kena omel sama saudara tertua lo. Hahaha..”“Yaaah.. please kak Nin, jangan dong kak.” Mohon Tommy seraya menarik lengan seragam Venina dengan paras sangat memelas.“Ih jangan pegang-pegang!” tukas Venina sombong.“ayo dong kak please jangan kak.. apa aja deh Tommy kasih, kak Venina laper? mau pizza? Tommy pesenin ya?” rayu Tommy sengit.“Ngga lah ya, gue ga semudah itu pada rayu..” balas Venina lagi sembari berpikir. Selang beberapa ketika Venina pulang berucap.“Oke deh gini, lo ga akan gue bilangin. tapi sebagai hukumannya… Lo harus coli disini, kini . biar lo kapok. Haha..” ujar Venina jahil.Tommy termangu tidak mempercayai perkataan Venina. Venina berusaha sekuat tenaga tidak tertawa kala beliau memperhatikan ekspresi Tommy. dalam hati Venina sedikit berdebar-debar jug menunggu respon Tommy.“ayo gimana? Mau ngga? kalo ga yaudah.” Ancam Venina lagi sembari berakting melangkah pergi.“I-iya kak! tunggu bentar please tunggu..” cegah Tommy.Venina berdiri bercakak pinggang memandangi Tommy menggunakan pongah sembari tersenyum mungil. Tommy nampak ragu dan hanya mampu menunduk lemas.“yuk cepet, usang banget lu ah Tom. Pilih mana, coli ditempat apa kena sidang sekeluarga?” Bentak Venina Venina lagi mengancam.Tommy terdiam beberapa waktu, serta lalu dia pun mulai menggapai pinggiran boxernya. Venina memperhatikan konvoi Tommy dengan seksama. Perlahan masih penuh menggunakan keragu-raguan, Tommy memelorotkan Boxernya dengan sangat hati-hati. Mata Venina membelalak manakala matanya menangkap perut bawah Tommy yang melengkung berbentuk V. Venina berpikir dalam hati “Gila seksi jua ototnya buat berukuran anak SMP. pasti sebab ikut-ikutan nge-Gym.”

Tommy sempat berhenti sesaat sebelum menurunkan boxernya lebih jauh kebawah. Sebelah tangannya menangkup kemaluannya membuat malu-memalukan sembari tangan sebelahnya lagi memeloroti boxernya sendiri sampai ke dengkul dan kemudian ke mata kaki. wajah Tommy memerah padam tidak sanggup membalas pandangan Venina sama sekali. sekarang Tommy berdiri tanpa sehelai benangpun tak jauh asal Venina yg duduk menggunakan kalem di depan meja komputer.“Hihihi.. mana cepet, mari buruan.” Pekik Venina girang tatkala Tommy usai menanggalkan boxernya. Tommy masih hanya membisu mematung seperti maling yg tertangkap basah sang rakyat, berdiri telanjang bulat menunggu hukuman.“N-ngapain kak, udah dong Tommy udah kapok..” Mohon Tommy lagi menggunakan suara lemas.“Pake nanya lagi, cepet buruan aduk rata, hihi.” ujar Venina cuek sembari terkikik geli.Tommy dengan sangat perlahan mulai merabai kemaluannya sendiri meski masih ditutup sebelah tangannya. Diraba-rabainya sendiri penisnya yg tidak kunjung mengeras.“Mana kok ga bangun-bangun sih? memalukan ya? Ahaha..” goda Venina lagi. “Pokoknya kalo sampe ga bangun juga, bakal gue aduin ke abang sama nyokap lo.. “ Ujar Venina mengancam.Mendengar ancaman Venina otomatis Tommy berusaha sekuat tenaga memfokuskan diri. Ditengah-tengah usahanya Tommy melihat secercah asa. asal posisi dirinya bediri saat itu dia dapat mengintip menggunakan kentara belahan dada Venina dari yang duduk lebih rendah sempurna pada hadapannya. Daging yang mulus dan lembut tertutupi bra hitam itu lumayan membantu birahi Tommy.Venina dengan seksama melirik mata Tommy yg tertuju di celah seragamnya. ia sudah biasa menggunakan pandangan seperti itu, baik di sekolah juga dijalan, ia sudah hapal mata jelalatan lelaki macam itu. tetapi kali itu Venina memilih untuk membisu saja membiarkan Tommy buat melirik sesukanya, apalagi ia melihat penis Tommy kian menegak keras. Venina pun makin usang makin tidak tabah, menggunakan cuek akhirnya dia membuka dua kancing teratas pada seragamnya sebagai akibatnya terpampanglah kentara payudaranya.“Nih udah gausah ngintip-ngintip segala. Baek kan gue? daripada kelamaan. Udah buruan campurkan dan kocok cepet!” istilah Venina.Tommy pribadi melotot matanya melihat payudara yg begitu bundar , terjuntai secara cuma-cuma didepan matanya. Otomatis penis Tommy menegang aporisma disuguhi pemandangan sebegitu latif. Venina pun ikut terbelalak melihat tegangnya penis Tommy.

buat berukuran anak Sekolah Menengah Pertama penis Tommy bisa menyamai milik randi kekasihnya. Bahkan terlihat lebih melengkung keatas dan lebih gendut dari milik randi. tidak terbayang jika Sekolah Menengan Atas nanti atau kuliah mampu sebanyak apa penis Tommy. Venina jadi menelan ludah membisu-membisu.“Stop stop. Stop dulu. sekarang lu diem Tom. Gue pengen liat segede apa.”Tommy yang sudah mulai tegangan tinggi terpaksa diam istirahat ditempat karena komando Venina. menggunakan posisi itu Venina bisa meneliti betapa gagahnya penis Tommy di depan mukanya itu. Tommy berdebar-debar gorgi manakala Venina mendekatkan wajahnya sampai nyaris tinggal sejengkal jaraknya berasal acungan penisnya sendiri. Warnanya yg kemerahan dan berurat membentuk Venina salut juga apalagi dalam jeda sedekat itu tentu semakin gagah terlihat. Tommy jadi mengkhayal apabila Venina mengoral penisnya seperti di film porno. Ahhh.. betapa bahagianya Tommy apabila itu terjadi.“Hmm.. yaudah cepet sekarang mixer lagi!” perintah Venina lagi. beliau hampir saja terceplos memuji penis Tommy usai ia memandanginya lekat-lekat tadi.Tommy pun menggunakan ogah-ogahan mulai mengocok lagi penisnya didepan Venina. relatif kecewa pula Tommy karena harapannya tersebut tidak menjadi kenyataan.“Pokoknya harus keluar ya. Gue gamau kalo ga keluar.” Tambag Venina lagi.“S-susah Kak. A-abisnya gue ga terdapat bahan lagi..” Kilah Tommy membuat malu-membuat malu.“Heh? Emang ini kurang? Udah mengagumkan-bagus ya lu gue kasi belahan toket. Malah nawar lagi. Dasar lu ya..” Bentak Venina.“E-eh j-jangan marah gitu dong. Kan kak Venina suruh keluarin. Kalo emang turun lagi emang Tommy bisa kontrol? Hayo..” Ujar Tommy lagi berusaha membela diri.“Hm. Sok banget lu nawar-nawar. Emang lu mau apaan? Awas aja ya kalo gue suruh buka CD pula. Gue OGAH. Mending lo gue aduin kini ke Yuventia.” Balas Venina lagi.“N-ngga ngga kak nin, ga itu kok. Hmm.. apa ya.. Buka itu aja deh..” Jawab Tommy terbata-bata.“Buka apaan?” Tanya Venina lagi tidak sabar.“Turunin branya aja kak nin. Dikit aja, b-izin Tommy on lagi.” Tawar Tommy memalukan-memalukan.sial , pikira Venina terdiam sesaat. Venina sebenarnya masih agak bertanya-tanya ingin melihat penis Tommy hingga ejakulasi nanti, tetapi mendengar tawaran Tommy Venina jadi menimbang-nimbang sendiri permintaan tadi.“Oke, fine. Sebelah aja tapi ya. serta dengan satu syarat. aporisma 10 mnt. Ngga keluar juga, lo gagal.” Ucap Venina menyetujui permintaan toni.Tommy mengangguk-angguk cepat girang. Venina dengan agak kesal membuka seluruh kancingnya dan menurunkan sebelah tali bra nya. Tommy menggunakan gugup mengintip-intip tidak sabar. Venina melirik sedikit kearah Tommy, serta dengan perlahan meloloskan tali branya, serta mengeluarkan sebelah payudaranya berasal kembali cup bra. Mata Tommy melotot nyaris copot memandangi nanar payudara Venina yg menggantung bebas pada udara, dan pucuk payudaranya yg berwarna merah agak coklat.Gairah Tommy bangkit lagi. Dikocok-kocoknya penisnya dengan semangat tanpa disuruh. Venina terkekeh melihat ekspresi paras Tommy yg begitu cabul. dia memahami apa yang diinginkan Tommy. dengan genit Venina makin mencondongkan sebelah payudaranya yg terpampang menantang Tommy. lalu dengan lembut Venina menjawil sendiri puting susunya dengan telunjuknya, serta mendesah kecil.“Aduh.. geliiiii….”Tommy makin kesetanan melihat aksi Venina. dengan napas menderu ia berbisik ke Venina.“Terus kak nin, colek lagi kak.. Cubitin kak…”Venina tersenyum nakal mendengar permohononan Tommy.

menggunakan perlahan Venina mencubit putingnya yang elastis dan memuntirnya perlahan sambil seraya mendesah manja.“Awh, Tom.. uuunnnch…”Venina menggeliat manja sengaja memancing birahi Tommy lebih lagi. Sialnya hari itu memang Venina sedang relatif horny, apalagi rencananya untuk bercinta menggunakan Randi pula batal. Maka itu rangsangan pada putingnya itu dan show Tommy didepannya membisu-diam malah ikut memancing nafsunya sendiri. sekarang bahkan Venina keterusan buat mencubit-cubit mesra putingnya sendiri sembari asyik menonton onani Tommy.Ditengah gelora nafsu Tommy melihat tatapan Venina yang pula sekarang agak sayu. Bak ditimpa durian runtuh, sekarang Tommy melihat Venina melepaskan cup bra yg satu lagi, serta menggelitiki putingnya yang satunya lagi hingga sekarang Venina asyik memainkan kedua puting susunya didepan Tommy.“Ouh kak Venina, seksi banget kak.. Terus kak cubit kak.. Mmhh. enak ya kak?” Pancing Tommy.Venina tidak menggubris bisikan Tommy dan terus asyik merangsang dirinya sendiri. Nafsunya kini sudah bangkit, celana dalamnya terasa begitu hangat sang hawa nafsunya sendiri. Tenggorokan Venina terasa kemarau dampak gairahnya yg telah naik. Venina mengumpat pada hati sebab dia jadi ikut terangsang. Venina menjadi gemas sekali oleh penis Tommy. akan tetapi dia masih berusaha menunda diri. cita rasanya ingin dia langsung menyambar serta mengisap penis Tommy hingga ke tenggorokannya dan menelan habis sperma Tommy. sempurna gurih sekali cita rasanya, pikir Venina dalam hati.“Kak nin, Tommy pegel nih kak tangannya..” ujar Tommy lirih. “Bantuin dong kak nin gantian, pleasee…” ujar Tommy mencoba peruntungannya.Venina melirik Tommy tajam. sial sekali Tommy seakan tahu pikiran dalam kepalanya. Diantara gelombang nafsu mirip ini, dia jadi bingung terombang-ambing. Brengsek! Pikir Venina pada hati.“Hm! naas lu tom. Sini cepet!” jawab Venina singkat sambil berusaha permanen cool.Tommy berbunga-bunga seakan bermimpi pada siang bolong. dengan gugup ia melangkah mendekat, mencodongkan pinggulnya kedepan. Venina pun tidak kalah gugup menjelang tangannya menyentuh btg keras Tommy. Tommy menggelinjang pelan penuh kenikmatan ketika tangan Venina menggengam penisnya. Nyaris saja Tommy ejakulasi merasakan halusnya tangan Venina. Venina mendesis gemas sambil menyapu jengger Tommy dengan jempolnya. Venina jadi terkesima oleh diameternya yg ternyata nyaris tidak muat dalam genggamannya. Terasa betapa kokoh dan kerasnya penis Tommy pada genggamannya.

menggunakan pelan Venina mulai mengocok penis Tommy naik serta turun. Tommy menggigit bibirnya sendiri tak kuasa menahan kenikmatan. Venina menjadi makin bersemangat oleh desahan tertahan Tommy. Ingin cita rasanya dia cepat-cepat melihat ejakulasi Tommy. Venina meludahi tangannya sendiri buat melicinkan kocokannya. Tommy terbelalak dan mendengus nafsu melihat kebinalan Venina seperti itu.“Awghh… k-kak nin.. enak bangettt… suerr…” ceracau Tommy.CLOK!CLOK!CLOK!CLOK!suara kulit pelir Tommy bergesekan menggunakan telapak tangan Venina yg basah sang liurnya sendiri. Venina bahkan menambahkan liurnya lagi dan pribadi meludahkannya keatas ketua penis Tommy demi melicinkan lagi kocokannya.“Kak nin, j-jilat dikit dong kak.. aku dah mau keluar nihh.. Sshmmmm” rayu Tommy lagi.Shit, pikir Venina pada hati. Sebenarnya memang Venina sedari tersebut sudah terpancing untuk melakukan hal tadi, tetapi tentu Venina tidak mungkin merendahkan harga dirinya dan meminta duluan, Apa istilah dunia? tapi sekarang posisinya Tommy sudah meminta, jadi Venina berpikir apakah ia akan mengiyakan permintaan Tommy atau tidak. namun dilain pihak Venina juga begitu ingin mengecap sperma Tommy pada mulutnya. Akhirnya didesak oleh nafsu ereksi, Venina mencondongkan kepalanya maju.“Hmmhh.. sialan lu tom! errrghh.. sini deh cepet! Slurp… mhhhhmmm… chuppp..”Venina dengan sekejap langsung mengemut kepala penis Tommy dan mengisapnya bak permen lolipop. Tommy mengejang-ngejang keenakan. Baru kali itu ia merasakan nikmat seperti itu. Sapuan pengecap dan hisapan Venina melambungkannya ke e0b3edf13e6e1d21802cdd4b4e501d9f. Dilain sisi Venina juga menikmati mengisapi batang penis milik Tommy itu. Bagaimana Venina wajib membuka mulutnya lebar-lebar demi memasukkan btg penis Tommy kedalam mulutnya.“Fuwaaahhmmm… mhmhhhhhmm… slrrrpppp…”Venina melepahkan pelir Tommy dan menyapunya ke seluruh bagian atas bibirnya. Digenggamnya penis Tommy dan dijilatnya btg Tommy mulai berasal pangkal, sampai ke pucuk helmnya, diakhiri menggunakan kuluman pada mulutnya, membuat Tommy kocar kacir.

Venina mengeluarkan pengalamannya demi membentuk Tommy bertekuk lutut, sialnya Tommy mampu begitu kuat menunda orgasmenya hingga Venina harus berupaya ekstra.Akhirnya Tommy tak bisa lagi menahan orgasmenya. Diujung sisa perlawanannya, Tommy datang-tiba menjambak rambut panjang Venina menggunakan kencang, serta menghentakkan pinggulnya dalam-dalam. Venina yg samasekali tidak siap hanya mampu mencengkram pinggul Tommy ketika penis gagah Tommy terdorong melesak jauh kedalam tenggorokannya. Tommy dengan gilanya menggagahi tenggorokan Venina tanpa ampun, menghasilkan Venina tersedak serta terbatuk-batuk hebat.Bak pada dalam video porno hardcore, Venina hanya mampu pasrah tenggorokannya diperkosa Tommy. Diantara keberingasan itu Venina anehnya malah makin terangsang, diam-membisu dia menyukai perilaku beringas Tommy ini. Makin dia terbatuk-batuk sesak napas, makin nikmat cita rasanya sampai basah sendiri celana pada Venina.“Hmmmmmhhh! Makan nih peju gue… ssshhghghggg….gggghhhhh…….”Tommy meregang sambil membenamkan pelirnya pada-dalam di lisan Venina. Cairan sperma Tommy yang berlimpah membanjiri rongga ekspresi serta tenggorokan Venina. 1,dua,tiga,4, kali penis Tommy berkedut-kedut menyemburkan benihnya seakan mulut Venina artinya rahim yg hendak dibuahinya. Venina yang kehabisan napas, tersedak sang pelir, dan sperma hanya bisa pasrah pada kenikmatan. serta ketika Tommy usai merampungkan orgasmenya, beliau mencabut penisnya dan merta serta terhuyung kebelakang terduduk di kursi komputernya lagi.“OHOK! OHOKK!!! HOEKK!!!… FYUHHHH… aahgghhhh… ohok.. Ohok…”Venina terbatuk-batuk hebat saat paru-parunya yg nyaris meledak diisi pulang oleh oksigen. Ludah, dahak, serta sprerma kental dikeluarkan olehnya ke lantai. Venina mengelap bibirnya yg belepotan campuran banyak sekali cairan, dan juga mengelap butiran airmatanya yg menetes ke pipi. Tommy tak lagi mampu berdiri serta hanya bisa terduduk sembari mengelap penisnya menggunakan tissue.“Cuhhh… hhhh…hh… brengsek lu tom.. Hhh.hhh..” umpat Venina disela-sela napasnya masih menggunakan bunyi serak.Tommy buru-buru bangkit serta mengambil tissue bersih demi membantu mengelap bibir Venina yang masih tak karu-karuan. Tommy dengan penuh perhatian membantu mengelap sisa -sisa kebrutalannya tersebut. Venina dengan pandangan kesal melirik tajam ke arah Tommy.“Maap kak… Tommy kebawa suasana.. Maap yaah .Abis kak Venina hebat banget sih nyepongnya. Tommy jadi ga kuat..” Ujar Tommy sembari memalukan-membuat malu“Ga kuat sih ga kuat, akan tetapi ga pribadi deephtroat jua kali gue kan kaget. untung aja ga keluar seluruh makan siang gue tersebut.” dengus Venina kesal.“Iya deh maap ya kak nin, nanti besok-besok ga gitu lagi deh.. Janji. Hehe” rayu Tommy.“IH, lezat aja besok-besok lagi. Sorry ya.. relatif sekali ini. Huuu..” cibir Venina sambil masih tersengal-sengal.“Jangan gitu dong kak nih, haha. enak kan kontol Tommy? Buktinya kak Venina ngisepnya menghayati banget tadi..” ujar Tommy sambil tersenyum-senyum.“Halah, kepedean lu tom. Namanya orang sange ya pasti menghayati lah…” cerocos Venina lagi.“Hoooooo jadi tersebut sange jua toh? Kesian dong kak nin belom keluar.. karena Tommy baik, sini gantian Tommy bantuin, Kak.” goda Tommy sembari tersenyum-senyum girang.“EH EH mo ngapain lu tom? Ih lepass!”Tommy segera merengkuh tubuh Venina dan merebahkannya ke kasur. Terasa sekarang oleh Venina betapa badan Tommy yang jauh lebih besar ketimbang tubuhnya serta dapat menggunakan simpel menahannya pada kasur. Tommy dengan relatif memaksa menciumi pendengaran dan leher Venina. Bahkan tangannya Tommy jua sekarang ikut menggerayangi dada Venina.“Tom.. tom udah tom udah, iya iya ampun ampun. Oke oke hening pliss..” mohon Venina berusaha menghentikan serangan Tommy.“Kenapa kak nin? Hmmmm…mmmuach… kan Tommy cuman pengen bantuin kak Venina aja, ga enak dong Tommy tadi udah keluar duluan kak Venina belom.. Mmmmwach..” ujar Tommy terus menyerang tengkuk Venina. Venina merasakan penis Tommy sudah relatif mengeras lagi menyenggol pahanya.“Oke, oke deh, lo boleh bantuin menggunakan satu kondisi.. akan tetapi lo jangan masukin ya tom.

Lo jilatin aja ya… okeee? Hmmm..” kilah Venina berusaha menghindar, Venina merasa terpaksa menyerah ketimbang Tommy terus menyerangnya dan malah menghasilkan dirinya makin lengah.“Hmmmm.. Muach.. Okedeh… hehe. Sini kak Tommy jilatin kak.” ujar Tommy bersemangat beranjak melepaskan cengkramannya.Venina menghela napas mengatur napasnya lagi. Nyaris saja Venina pasrah sang agresi Tommy. Tommy nampak begitu bersemangat tersenyum-senyum membuat Venina geleng-geleng ketua. Venina menggunakan agak ogah ogahan menanggalkan roknya hingga jatuh ke lantai. dia rapatkan pahanya pada-dalam agar Tommy tidak bisa melihat bercak basah dicelana pada pink nya.“Eh, eh, kak kok eksklusif sih? Nanti dong santai.. Hehe. Tommy pengen jilat yg ini dulu..” Ujar Tommy seraya meraba payudara Venina. Sialan pikir Venina, kali ini malah keadaan berbalik dirinya yg dimanfaatkan Tommy.menggunakan masih tersenyum-senyum cabul, Tommy merabai payudara Venina. Ditariknya lagi Venina hingga ia jatuh terduduk diatas kasur. Tommy menggunakan lembut menjawil puting susu Venina asal kembali bra.“Eghmmm..”Venina menahan bibirnya kedap-rapat supaya tidak kelepasan mendesah. Tommy tentu tak akan pikir 2 kali buat memanfaatkan Venina habis-habisan. sekarang dua telunjuk Tommy bermain pada ke 2 puting susu Venina yg kenyal. Venina permanen berusaha cool duduk pada tepi ranjang. Tommy beralih kebelakang Venina, dan mulai mencubit pelan dan memuntir-muntir puting Venina lembut. Untunglah pikir Venina, karena Tommy jadinya tak bisa melihat ekspresi Venina yg mulai agak terpejam-pejam dimainkan putingnya oleh Tommy.Tommy terus memancing desahan Venina buat keluar. berasal posisi belakang, Tommy dengan diam-membisu kembali menciumi leher Venina penuh nafsu. Venina tidak kuasa menggelinjang merinding tatkala Tommy mempermainkan tubuhnya mirip itu. Secara naluriah Venina melingkarkan lengannya kebelakang merangkul leher Tommy. Tommy begitu girang melihat gelinjang manja tubuh Venina dipelukannya. Selama ini beliau hanya bisa bermimpi bercinta dengan perempuan lebih tua, serta kini khayalannya jadi fenomena, apalagi menggunakan Venina teman kakaknya yang paling seksi dan menjadi khayalan onaninya selama ini.“Mhhmm.. Tom, gila ah tom geli banget gue….” ceracau Venina dalam kenikmatan.Tommy menggunakan giatnya terus mencubit, menjawil, mengusap, serta menarik puting Venina yg makin kenyal. Lidahnya menari-nari dileher dan kuping Venina membuatnya bergetar keasyikan. Venina tak habis pikir bagaimana anak Sekolah Menengah Pertama ini mampu mencumbuinya sebegitu hebat mirip kekasihnya sendiri.lalu secara perlahan sebelah tangan Tommy merayap kebawah serta membelai paha Venina. Venina yg sudah tipis kesadarannya hanya mengikuti bimbingan tangan Tommy buat membuka kedua pahanya. Tommy mendesis gemas merasakan hangat serta basahnya celana dalam Venina. Venina menoleh kearah Tommy dan segera memagut bibir Tommy penuh nafsu ketika jemari Tommy merabai kemaluannya lembut.

“Ahh.. anget banget kak. lezat ya dimainin Tommy?” tanya Tommy mesra.Venina menjawab dengan pagutan yg sangat mesra di bibir Tommy sembari badannya menggigil merinding ketika Tommy terus menjamahi kemaluannya. Tommy yg jua telah gemas menelusupkan tangannya masuk kedalam celana pada Venina. Venina yang kalap menjambak rambut Tommy serta menciumnya makin pada waktu jemari Tommy mengusap bibir vagina Venina yang berlendir.“Ssshh.. Itilnya tom, itilnya mainin plis..” Mohon Venina.“Ini yah? Ini kak? Hmmm?”“Aggghhh tommm….”Venina meringis penuh kenikmatan sewaktu ujung jari tengah Tommy menelusup diantara celah vaginanya dan mencolek tonjolan berkerudung di sudut atas kemaluannya. Badan Venina bergetar seakan dialiri listrik berasal ujung kepala hingga ujung kaki manakala Tommy menjawili mesra klitoris Venina. kini bahkan ke 2 kaki Venina berjinjit mengangkang pada pinggir kasur membuat Tommy makin leluasa mengerjainya.“Ahmmm… gila tom lezat bangettt.. Terusin tomm… kocokin memek gue tommm…”Tommy segera memasukkan jari tengahnya kedalam rongga kemaluan Venina. Sangking basahnya dengan praktis jari Tommy menelusup masuk. Tommy baru kali itu mencicipi bentuk isi vagina. benar-benar licin, berdaging, dan tentu saja basah. Tommy mengorek-ngorek penuh rasa ingin memahami isi dalam vagina Venina. kini posisi mereka berdua balik berpindah, Venina merebahkan diri diatas kasur mengangkang sementara Tommy diantara kedua kakinya terus mengorek-ngorek vagina Venina.“Tooom.. Gilaa…tommm…auhh terus tommm…. Mhmhh..”Venina merengek-rengek liar waktu Tommy memasukkan jari kedua kedalam vagina Venina serta lalu menyeruput klitoris Venina menggunakan sedapnya.“Shrrrrppppppptttt…..”Venina menggelinjang binal dibuatnya. Disodok-sodokannya jari Tommy kedalam vagina Venina menggunakan beringas.“YESH!! UGHH FUCK.. Kasarin gue tom, kasarin tomm.. Ouggghhh fuck me!”Tommy tersenyum girang luar biasa mendengar teriakan garang Venina saat ia menyodokkan tangannya dengan kasar. Tommy merasa ke 2 jarinya diremas-remas kencang oleh dinding vagina Venina. Venina mengerang seperti anjing sekarat ketika tanpa diduga-duga Venina menyemburkan cairan encer berasal dalam kemaluannya. Tommy terbelalak kaget waktu Venina terus menerus mengencingi tangan serta kasurnya habis-habisan sampai kasurnya basah menggenang.serta akhirnya Venina melepaskan jepitan pahanya dan melepaskan tangan Tommy yang basah kuyup sampai ke lengannya. Baru kali itu Tommy merasakan sendiri sensasi squirting yg selama ini hanya mampu dia tonton di film bokep. Venina megap-megap mencari napas sehabis mengeluarkan orgamse yang begitu dahsyat.

Tommy membiarkan Venina beristirahat sejenak mencari udara serta menikmati residu sisa klimaksnya. hingga akhirnya Venina kembali sadar dan melirik lembut kearah Tommy.“Sini Tom..” Panggil Venina lembut.Tommy mendekat diatas tubuh Venina serta kemudian secara naluriah Venina melingkarkan kedua kakinya di pinggang tomo, serta mencumbui bibir Tommy mesra. Venina sendiri merasa takjub Tommy bisa membuatnya orgasme sekencang itu. Bahkan kekasihnya sendiripun sporadis-sporadis mampu membuatnya mirip itu.“Belajar darimana lo kaya gitu? Kebanyakan nonton bokep lu ya.. Hihi.” bokep Ujar Venina sambil permanen mendekap manja Tommy.“Hehe, iya dong tapi terdapat untungnya kan? Buktinya Tommy bisa bikin kak nin muncrat ampe segitunya..” kelakar Tommy.“Huu.. hoki lu bisa bikni gue begini.. Cowo gue aja gabisa. Mmwachh..” Ujar Venina lagi sambil balik mencumbu Tommy manja.“Haha.. berarti lebih jago Tommy dong dari pacarnya kak Venina? Kalo gitu pacaran sama Tommy aja kak.. Tommy entot tiap hari deh janji..” rayu Tommy nakal.“Haha geer lu tom, emang siapa yg mau dientot sama lo?”“konfiden gamau dientot kak? Udah keras lagi nih kak… tinggal bless aja..”Tommy terus merayu Venina sambil menggesek-gesekkan penisnya ke bibir vagina Venina. sesekali kepala penisnya menggesek klitoris Venina membuat Venina kembali menggelinjang geli. Terkadang bahkan kepala penisnya menarik hati nyaris merangsek masuk kedalam vagina Venina yang sudah merekah dan sangat licin. sembari keduanya terus bercumbu mesra tak memperdulikan ketika.“Emang lu bisa masukin tom? yakin ga salah lobang?” goda Venina sambil tersenyum keletah.“Wah menyangsikan nih. Bener ya? Tommy masukin nih… hmmmmm..”“Coba aj–eggngnggghhhh….”Venina seketika meringis saat ketua penis Tommy masuk tepat sasaran kedalam vagina nia masih pada posisi mereka tetap berpelukan mirip tersebut. Tommy tersenyum penuh kemenangan melihat Venina meringis keenakan. Hanya menggunakan sekali dorong, setengah penis Tommy sudah merangsek masuk kedalam liang vagina Venina. Tommy merasa birahinya naik lagi dengan cepat merasakan sensasi kenikmatan yg baru kali ini ia rasakan seumur hayati. semua kenikmatan onani yang ia rasakan tak sebanding menggunakan nikmatnya vagina orisinil.“Tommyii.. kok langsung masuk sihhh.. kak Venina belom siap..” Protes Venina menggunakan manja. Nadanya sangat lembut tidak seperti yg tersebut-tadi.“tadi kak Venina nantangin.. sshhh.. Tommy masukin lagi yah? ughh..” ujar Tommy mendesis-desis keenakan penisnya dijepit vagina Venina.Tommy dengan perlahan menggerakan pinggulnya maju menekan penisnya masuk lebih pada ke vagina Venina. Venina merengkuh leher Tommy kencang mencicipi batang kokoh itu masuk semili demi semili kedalam rongga kemaluannya. hingga akhirnya dirasa btg penis Tommy tertanam seluruhnya pada vagina Venina. Tommy berdiam sejenak menikmati sensasi semua penisnya yg terbungkus rongga vagina Venina. Begitu juga Venina yg menggeliat-geliat merasakan vaginanya penuh sesak oleh penis Tommy. Terasa begitu nikmat selisih diameter antara penis Tommy dibanding milik kekasihnya, dimana vagina Venina belum pernah merenggang selebar itu sebelumnya.“Gede banget tom…” bisik Venina tanpa sadar sang rasa takjub. Tommy jadi besar kepala mendengar kebanggaan seperti itu, apalagi ini adalah pengalaman seks beliau yang pertama.menggunakan percaya diri Tommy mulai menggenjot Venina dibawahnya. Tommy menggunakan cepat bisa beradaptasi dan menggerakkan pinggulnya maju mundur berirama.POK.POK.POK.POK.POK.suara tamparan daging bertemu daging menggema di ruangan. Diselingi jua bunyi nafas tersengal-sengal dan desahan lirih manja 2 manusia yg bersama-sama mereguk kenikmatan.

Tommy menggunakan penekanan menghantamkan pinggulnya maju mundur, menghasilkan Venina dibawahnya makin kalang kabut. Keringat menetes deras di tubuh mereka, begitu juga cairan pelumas yg merembes makin banyak keluar dari sela-sela bibir kemaluan Venina.“Sshh.. sini kak nin gantian kak, entotin Tommy yah.. hehe..” Ujar Tommy sembari merengkuh badan Venina.Masih pada posisi missionary, Tommy merengkuh badan Venina yg masih agak setengah fly. sekarang posisinya Venina duduk dipangku diatas Tommy berhadap-hadapan menggunakan Tommy berada dibawah. Venina dengan cepat beradaptasi serta mulai menggerakkan bagian bawahnya yg masih tertancap penis Tommy.“Ughhh.. dalemm..” bisik Venina manja.pada posisi berpangkuan mirip itu terasa penis vertikal Tommy menancap dalam. Venina mulai menggerakkan pinggangnya naik turun sekenanya sebab masih lemas terasa pahanya. Tommy menggunakan tabah memegangi ke 2 bongkah pantat Venina dan membimbingnya bergerak naik turun. menggunakan ulet Venina menunggangi Tommy sembari terus meracau dan mendesah.Tommy yg masih belum puas bermain menggunakan Venina, menggiring Venina ke pinggir kasur dan mengaitkan kedua tangannya dibawah kaki Venina. Venina yang lemas hanya mampu pasrah kebingungan waktu Tommy serta merta menggunakan gagahnya menggendong Venina didalam dekapannya.“Ahhg tomm, mo ngapain..?”Tommy tak menjawab dan hanya langsung memposisikan penisnya lagi pada bibir kemaluan Venina. menggunakan sekejap Tommy lalu mampu melesakkanya lagi dalam-pada ke kemaluan Venina masi pada posisi berdiri menggendong Venina seperti itu.“AUGH!!”Venina melolong antara ngilu serta nikmat waktu Tommy lagi-lagi menghantamkan pinggulnya kedepan. Venina hanya mampu berpegangan bertenaga-kuat di leher Tommy saat badannya terayun-ayun kedepan serta belakang. Memanfaatkan gravitasi, Tommy mengayun Venina maju mundur. Badan Venina terombang-ambing terus menerus dihantam oleh Tommy yang beringas seperti kuda liar. Baru terasa oleh Venina betapa Tommy sudah jauh tidak selaras asal yang dulu. Bocah kecil ingusan itu sekarang telah berubah sebagai laki-laki dewasa yg bisa mempermainkan dirinya mirip boneka seks menggunakan mudahnya.Venina bergetar kejang-kejang manakala kemaluannya kembali mulai berkedut kencang, menandakan dirinya nyaris mencapai orgasme lagi. Nikmat yang menjalar pada semua bagian bawah tubuhnya, ditambah lagi posisinya yg masih mengangkang pada gendongan Tommy makin membuat kakinya meninggal rasa. Sedangkan Tommy masih menggunakan gagahnya menggendong Venina dalam posisi berdiri. Badannya yg berotot berkilat-kilat oleh derasnya keringat yg mengucur.“Tom.. Tommyi… TOMMY!!”Venina memekik kencang memanggil nama Tommy manakala akhirnya banjir deras dari dalam rahim Venina kembali tercurah kencang. Pinggul serta pantat Venina mengejan-ngejan serta meliuk-liuk manakala curahan air balik menyembur asal sisa -sisa sela pinggir vaginanya yg tertancap keras batang Tommy. Tommy menggunakan kalem menikmati tumpahan air yang mengalir membasahi paha hingga kakinya. Tommy tersenyum melirik aktualisasi diri Venina yang begitu keenakan diterjang orgasme, matanya terpejam-pejam dan bibirnya 1/2 menganga menggunakan rambut terurai basah oleh keringat.Tommy menggunakan perlahan kembali menelentangkan Venina pada kasur yg nyaris melorot sebab tidak bisa lagi menyangga dirinya di pelukan Tommy. Venina yang masih mengambang diantara kesadaranya hanya bisa terkangkang pasrah lemas diatas kasur. Baju seragam putihnya sudah kusut tidak karuan, mirip juga rambutnya yang kusut sang keringat. Vaginanya yg senantiasa masih berkedut menggembung, yang meski masih mengkilat basah, namun merah merona oleh sodokan tidak henti-henti berasal Tommy.

Tommy dengan bangga menyaksikan yang akan terjadi kemenangannya atas Venina, melihat dirinya yg terkulai lemah mirip pelacur yang habis diperkosa semalaman. Gairah Tommy kembali bergelora ketika membayangkannya.“Kok udah lemes? Masih belom selesai loh. Tommy masi belum keluar lagi nih..” Ujar Tommy seraya membaringkan badan disebelah Venina serta mengelus rambutnya yang berantakan. Venina mendengking pelan menghindari usapan tangan Tommy di kepalanya seolah berusaha menampik rayuan Tommy, badannya terasa sangat lelah, serta selangkangannya terasa amat pegal. cita rasanya Venina enggan buat meladeni nafsu bejat Tommy yg ternyata diluar dugaan Venina itu. dengan gemas Tommy menjambak rambut Venina serta berbisik kasar.“ayo. Gue masih pengen ngentotin memek lo nih. Mmmmuach..” Ujar Tommy dengan nada mengancam seraya mencium paksa bibir Venina. Venina seketika ciut mendengar perkataan Tommy barusan. beliau tidak menyangka Tommy mampu membuatnya ketakutan seperti itu.“Mmmggghh..! Udah tom.. Please..” Mohon Venina sepenuh hati. Didorongnya Tommy menjauh melepaskan ciuman mereka. namun Tommy yang sekarang telah berubah menjadi binatang buas, tidak mengindahkan permohonan Venina. Tommy kemudian besimpuh serta menggunakan garangnya dia menarik ketua Venina buat menyuapkan batangnya yang masih keras kedalam verbal Venina.“MMFHGHGHHH!!”Venina kembali gelagapan dipaksa menelan btg pelir Tommy yg masih tegak perkasa. menggunakan gagahnya Tommy mengangguk-anggukkan kepala Venina, memaksa penisnya keluar-masuk dengan kasar pada mulut Venina.“MMHHGHFFGG…MMMGGMHFF…MMH–FWAAHHH…”setelah puas melicinkan penisnya dengan liur Venina, Tommy pun mengangkat badan Venina hingga Venina bersimpuh didepannya. “PLAKKKK!!” tamparan keras mendarat di bongkahan pantat Venina. “Anngggghh!” Venina meringis merasakan rasa panas di bokongnya. Lagi-lagi menggunakan gagahnya Tommy meraih pinggul Venina, dan dengan tanpa ampun Tommy menelusupkan batangnya balik kedalam kemaluan Venina dengan kasar.“NNGGHHH!”Venina mendengus ngilu ketika pada sekejap seluruh batang penis Tommy balik bersarang pada kemaluannya. Tanpa basa-basi Tommy segera menggenjot kemaluan Venina sekua-kuatnya serta sekencang-kencangnya.PLAK!PLAK!PLAK!PLAK!PLAK!“Annnnghhhhhh ammmpuunn tommmm.. Amp–ngaaahhh!”Venina terjungkal-jungkal kedepan mirip boneka tidak bernyawa dipacu liar oleh Tommy. Tommy menggunakan buasnya menghantam Venina tanpa ampun, seakan-akan memang tengah memakai pelacur murahan. dalam keadaan seperti itu Venina malah pulang merasakan birahinya kembali naik. membisu-diam Venina pula ikut menikmati sensasi kasar ala Tommy terhadap dirinya yg baru pertama kali ini beliau rasakan seumur hidupnya. Selama ini kekasihnya selalu bercinta dengan sangat lemah lembut, dan jujur membentuk Venina agak bosan. sikap kasar dan beringas Tommy ini tidak selaras 180 derajat asal yg biasa dia rasakan, serta anehnya Venina malah lebih menikmatinya.

Tommy meraih rambut Venina lagi serta menjambaknya kebelakang seperti tengah menunggangi seekor kuda. “Ahhhhhgg!” Venina meringis serta mendongak mengikuti tarikan rambutnya. Tommy berdesis-desis menikmati tunggangan liarnya itu, sang kuda binal yang selama ini hanya jadi objek masturbasinya belaka.“Shhhh..aahhh…ssshhhh……sshhhhhhh…..uuuhhhh….yeaaahhh…”kini Tommy bahkan meraih leher Venina serta mencekiknya sampai badan Venina ikut tertarik kebelakang Posisi badan mereka kini sama-sama berlutut menggunakan Tommy masih terus menghajar Venina dari belakang tanpa ampun. Tommy mencekik leher Venina kuat sembari lidahnya menyapu serta menghisap telinga Venina berasal belakang.“Hmmmghh.. Sshh.. lezat kan kak Venina? Hmm? lezat ngga Tommy entotin gini?!” Bisik Tommy seraya masih permanen tangannya melingkar pada leher Venina. Venina yg balik melayang-layang diterpa kenikmatan hanya mampu mengangguk lemah dengan mata 1/2 tertutup. Sebelah tangan Venina bahkan melingkar kebelakang seolah berusaha memegangi pantat Tommy, tidak rela bila Tommy mengendurkan genjotannya. Venina begitu larut dalam kenikmatan hingga tak lagi bisa berkata-kata.“Mau ngga Tommy entotin tiap hari gini? Hah? Mau ngga? Jawab gue, perek!” Bisik Tommy kasar. Panggilan kasar itu seakan melecut Venina semakin keenakan. Semakin kasar Tommy, semakin birahi Venina berkobar.“Agh-agh-agh-m-mau-to-tom-agh-agh-agh” Jawab Venina terbata-bata dampak guncangan kasar Tommy menyetubuhi dirinya.“Shh–aah… kalo gitu-shh–terima nih.. P-peju gue.. Urghhh!!”Tommy menggunakan serta merta tidak lagi berusaha menahan laju orgasmenya. Bendungan sperma yang sedari tadi dia tahan, dia curahkan semua kedalam rahim Venina. Venina dengan syahdu mendapatkan semburan demi semburan cairan panas didalam liang kemaluannya, hingga titik terakhir. serta akhirnya mereka berdua pun ambruk saling bertindihan. serta tidak usang keduanya sama-sama memejamkan mata serta terlelap.Venina terbangun kaget serta eksklusif terduduk. rasanya ia mirip baru terbangun setelah minum semalaman. Badannya terasa remuk namun beliau jugamerasa amat segar. Diliriknya handphone nya yg tergeletak jatuh ke lantai. 12 Misscall, serta puluhan pesan masuk asal kekasihnya. ia samasekali lupa menggunakan kekasihnya yg tidak kunjung mendapat warta sedari tersebut. Sejenak ia panik hendak beralasan apa nanti kepada kekasihnya, mana mungkin dia mengaku sesudah bercinta dengan adik temannya sendiri? tetapi saat ia menoleh kesamping, beliau melihat Tommy yg masih terlelap. Sekelebat aksi bercinta mereka selama dua jam tersebut kembali merasuk dalam ingatan Venina. dan entah mengapa Venina jadi tidak perduli dengan seluruh urusan yg lainnya. Dikecupnya bibir Tommy lembut sembari ia tersipu membuat malu dan Venina pun balik merebahkan diri disebelah Tommy.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*