Cerita Seks ini merupakan cerita mesum saya yakni seorang biasa, hobbyku berolah raga, tinggi badanku 178 centimeter dengan bobot badan 75 Kilo Gram, 3 tahun yg lalu saya menikah dan menetap pada tempat tinggal mertuaku. Hari-hari berlalu kami lewati tanpa adanya halangan walaupun hingga ketika ini kami memang belum dianugrahi seorang anak pendamping hidup kita berdua. Kehidupan berkeluarga kami sangat baik, tanpa kekurangan apapun baik itu sifatnya materi maupun kehidupan seks kami. namun memang nasib keluarga kami yang masih belum diberikan seorang momongan.
pada rumah itu kami tinggal bertiga, aku menggunakan istriku dan
ibu berasal istriku. sering aku kembali lebih dulu asal istriku, sebab saya balik
naik kereta sedangkan istriku naik kendaraan umum . Jadi seringkali jua aku berdua
pada tempat tinggal menggunakan mertuaku hingga dengan istriku kembali. Mertuaku berumur kurang lebih kurang lebih 45
tahun, namun beliau bisa merawat tubuhnya dengan baik, aktif menggunakan aktivitas
sosial dan bersenam bersama ibu-ibu yang lainnya. Kadang seringkali kulihat mak
mertuaku pakai baju tidur tipis serta tanpa BH, melihat bentuk tubuhnya yang
masih tidak mengecewakan dengan kulitnya yang putih membuatku kadang mampu hilang nalar
sehat. Pernah suatu hari, selesai bunda mertua selesai mandi hanya menggunakan
sehelai handuk yg dililitkan ke badannya.
Gak lama dia keluar kamar mandi telpon berdering, sesampai
dekat telpon ternyata mak mertuaku sudah mengangkatnya, dari belakang kulihat
bentuk pangkal pahanya hingga ke bawah kakinya begitu higienis tanpa terdapat bekas
goresan sedikitpun. aku tertegun diam
melihat kaki bunda mertuaku, pada hati berpikir “Kok, udah tua begini masih
mulus aja ya..?”. aku terhentak kaget
begitu ibu mertuaku memberikan gagang telpon, serta aku langsung berhambur masuk
kamar, ambil handuk serta mandi. selesai mandi saya membentuk kopi serta eksklusif
duduk pada depan TV nonton program yang lumayan buat ditonton. Gak usang ibu mertuaku nyusul ikutan nonton
sembari ngobrol denganku. “Bagaimana
kerjaanmu, baik-baik saja” tanya mak mertuaku. “Baik, Bu. Lho bunda sendiri
gimana” tanyaku pulang. Kami ngobrol hingga istriku datang dan ikut gabung
ngobrol menggunakan kira berdua. Malam itu,
jam 11.30 malam aku keluar kamar buat minum, kulihat TV masih menyala serta
kulihat ibu mertuaku tertidur di depan TV. Rok mak mertuaku tersibak hingga
celana dalamnya kelihatan sedikit. Kulihat kakinya begitu mulus, kuintip roknya
dan terlihatlah gumpalan daging yg ditutupi celana dalamnya. Pengen banget rasanya kupegang serta kuremas
vagina bunda mertuaku itu, namun buru-buru aku ke dapur ambil minum lalu membawa
ke kamar. Sebelum masuk kamar sambil berjalan pelan kulirik bunda mertuaku sekali
lagi dan burungku pribadi ikut bereaksi pelan.
saya masuk kamar serta coba mengusir pikiranku yg mulai kerasukan ini.
saya telat bangun, kulihat istriku telah tidak ada.
langsung aku berlari ke kamar mandi, terselesaikan mandi sembari
mengeringkan rambut yg basah aku berjalan pelan serta tanpa sengaja kulihat mak
mertuaku berganti baju di kamarnya tanpa menutup pintu kamar. saya pulang membisu
tertegun menatap keseluruhan bentuk tubuh bunda mertuaku. Cuma sebentar saya masuk
kamar, berganti sandang kerja serta segera berangkat. Hari ini saya pulang cepat, pada kantor juga
nggak ada lagi kerjaan yang saya harus kerjakan. sampai pada rumah aku pribadi mandi,
menghasilkan kopi serta duduk pada pinggir kolam ikan. Sedang asyik ngeliatin ikan
datang-datang kudengar suara teriakan, saya berlari menuju suara teriakan yg
asal berasal kamar ibu mertuaku. langsung tanpa pikir panjang kubuka pintu
kamar. Kulihat bunda mertuaku berdiri
diatas kasur sambil teriak “Awas tikusnya keluar..!” tandas ibu mertuaku. “Mana ada tikus” gumanku. “Lho.. kok pintunya
dibuka terus” ibu mertuaku pulang menegaskan. sembari kututup pintu kamar
kubilang “Mana.. mana tikusnya..!”. “Coba kamu lihat dibawah kasur atau disudut
sana..” istilah bunda mertuaku sembari mengarah meja riasnya.
Kuangkat seprei kasur dan memang tikus kecil mencuit sembari
melompat kearahku. aku ikut kaget serta lompat ke kasur. ibu mertuaku tertawa
mungil melihat tingkahku dan mengatakan “kamu takut pula ya?”. sambil berguman mungil balik kucari tikus
mungil itu dan sekali waktu melirik ke arah ibu mertuaku yg sedang memegangi rok
serta terangkat itu. Lagi lezat-enaknya mencari datang-tiba ibu mertuaku balik
teriak dan melompat kearahku, ternyata tikusnya ada pada atas kasur. mak mertuaku
mendekapku berasal belakang, mampu kurasakan payudaranya melekat di punggungku,
hangat serta terasa elastis -kenyal. Kuambil kertas dan kutangkap tikus yang udah
mulai kecapaian itu trus kubuang keluar. bokep
“Udah dibuang keluar belum?” tanya ibu mertuaku. “telah, Bu.” jawabku.
“kamu periksa lagi, mungkin masih terdapat yg lain.. soalnya ibu dengar suara
tikusnya terdapat dua” tegas ibu mertuaku. “walah, tikus maen pake ajak temen
segala!” gumamku. saya pulang masuk ke kamar serta pulang mengendus-endus dimana
temennya itu tikus mirip yang dibilang bunda mertuaku. bunda mertuaku duduk diatas kasur sedangkan saya
sibuk mencari, begitu mencari pada bawah kasur sepertinya tanganku ada yg
meraba-raba diatas kasur. aku kaget dan kesentak tanganku, ternyata tangan ibu
mertuaku yang merabanya, saya pikir temennya tikus tadi. mak mertuaku tersenyum
dan pulang meraba tangaku. saya memandang aneh kejadian itu, kubiarkan dia
merabanya terus. “Gak ada tikus lagi,
Bu..!” kataku. Tanpa mengatakan apapun bunda mertuaku turun asal kasur serta eksklusif
memelukku. aku kaget serta panas dingin.
pada hati saya berkata “Kenapa nih orang?”. Rambutku dibelai, diusap
mirip seseorang anak. Dipeluknya ku erat-erat mirip takut kehilangan. “bunda kenapa?” tanyaku.
“Ah.. nggak! bunda cuma mau membelai kamu” jawabnya. “Udah ya.. Bu, belai-belainya..!” kataku. “Kenapa, engkau nggak senang dibelai sama ibu” jawab mak mertuaku. “Bukan nggak suka , Bu. Cumakan..?” tanyaku lagi. “Cuma apa, mari.. cuma apa..!?” pangkas ibu mertuaku. saya diam saja, dalam hati biar sajalah nggak ada ruginya kok dibelai sama beliau. bunda mertuaku terus membelaiku, rambut trus turun ke leher sambil dicium kecil. saya merinding menunda geli, mak mertuaku terus bergerilya menyusuri tubuhku. Kaosku diangkat dan dibukanya, pentil dadaku dipegang, diusap dan dicium. Kudengar nafas mak mertuaku makin nggak beraturan. Dituntunnya aku keatas ranjang, mulailah pikiranku melanglang buana. pada hati aku berpikir “Jangan-jangan mak mertuaku lagi kesepian dan minta disayang-sayang ama ”. saya tidak berani bertindak atau ikut melakukan seperti bunda mertuaku lakukan pada saya. saya diatas ranjang menggunakan posisi terlentang, kulihat ibu mertuaku terus masih mengusap-usap dada dan bagian perutku. Dicium dan terus dielus, aku menggelinjang pelan dan berkata “Bu, telah ya..”. beliau membisu saja dan tangan kananya masuk ke dalam celanaku, saya merengkuh pelan. Tangan kirinya berusaha buat menurunkan celana pendekku. aku beringsut buat membantu menurunkan celana pendekku, tidak lama celanaku telah lepas berikut celana dalamku. Burungku sudah berdiri kencang, tangan kanan ibu mertuaku masih memegang burungku serta menoleh kepadaku sembari tersenyum mesum. ketua burungku diciumnya, tangan kirinya memijit bijiku, aku nggak tahan menggunakan gerakan yg dibuat mak mertuaku.
“Ah, ah.. hhmmh, teruss..” itu saja yang keluar asal
mulutku. ibu mertuaku terus melanjutkan
permainannya dengan mengulum burungku. saya benar-sahih terbuai menggunakan
kelembutan yg diberikan ibu mertuaku kepadaku. Kupegang ketua mak mertuaku
yg beranjak naik turun. Bibirnya
benar-benar lembut, gerakan kulumannya begitu pelan dan teratur. aku merasa
mirip disayang, dicintai menggunakan ibu mertuaku.
“Ah, Bu.. saya nggak tahan lagi Bu..” jelasku. “Hhmm.. mmh, heh..” suara
bunda mertuaku menjawabku. Gerakan kepala
bunda mertuaku masih pelan serta teratur. aku makin menggelinjang dibuatnya.
Badanku menekuk, meliuk dan bergetar-getar menunda gejolak yang tidak tahan
kurasakan. dan tidak usang badanku mengejang keras. Kurasakan nikmat yang amat sangat kurasakan,
kulihat bunda mertuaku masih berkiprah pelan, bibirnya masih menelan burungku
dengan ke 2 tangannya yang memegang btg burungku. beliau melihatku menggunakan
tatapan sayunya serta lalu kembali menciumi burungku, geli yang kurasakan
hingga ke ubun-ubun ketua. “poly banget
engkau munculnya, Do..!” tanyaku mak mertuaku.
aku terdiam lemas sembari melihat ibu mertuaku tiba
menghampiriku serta memelukku dengan mesra. aku balas pelukannya serta kucium
dahinya. Kubantu beliau membersihkan mulutnya yg masih penuh spremaku dengan
memakai kaosku tersebut. saya duduk diranjang, telanjang bundar serta menghisap
rokok. Sedang bunda mertuaku, tiduran dekat dengan burungku. “Kenapa jadi begini, Bu..?” tanyaku. “ibu
cuma pengen aja kok..” jawab ibu mertuaku. saya belai rambutnya dan kuelus-elus
dia sembari mengatakan “mak mau juga.?”. beliau
menggangguk pelan, kumatikan rokokku serta terus kucium bibir bunda mertuaku. dia
balas ciumanku menggunakan mesra, aku melihat tipe ibu mertuaku bukanlah tipe yg
haus akan seks, beliau haus akan afeksi. berafiliasi badanpun sepertinya
senang yang pelan-pelan bukannya seperti srigala lagi demam isu kawin. aku ikut pola permainan ibu mertuaku,
pelan-pelan kucium dia mulai berasal bibirnya terus ke bagian leher serta belakang
kupingnya, asal situ saya ciumi terus ke arah dadanya. Kubantu dia membukakan pakaiannya, kulepas
seluruh pakaiannya. Kali ini saya benar-benar melihat semuanya, payaudaranya masih
sedikit mengencang, badannya masih higienis buat seumurannya, kakinya masih
cantik sebab seringkali senam menggunakan teman-teman arisannya. Kuraba serta kuusap seluruh badannya dari pangkap
paha sampai ke payudaranya.
saya pulang ciumi beliau dengan pelan serta beraturan.
Payudaranya kupegang, kuremas pelan serta lembut, kucium putingnya dan kudengar
desahan nafasnya. Kunikmati menggunakan pelan
seluruh bentuk tubuhnya dengan mencium serta membelai setiap inchi bagian
tubuhnya. Puas pada dada aku terus menyusuri bagian perutnya, kujilati perutnya
dan memainkan ujung lidahku menggunakan putaran lembut membentuk beliau kejang-kejang
mungil. Tangannya terus meremas serta menjambak
rambutku. hingga akhirnya bibirku mencium daerah berbulu miliknya, kucium aroma
vaginanya dan kujilati bibir vaginanya.
“Oucchh.. terus sayang, engkau lembut sekali.. tee.. teruss..” kudengar
suaranya pelan. Kumainkan ujung lidahku
menyusuri dinding vaginanya, kadang masuk kadang menjilat membuat dia seperti
ujung kenikmatan luar biasa. lalu ditariknya kepalaku serta melumat bibirku
menggunakan panas. dia kembali menidurkan aku dan terus dia menaikiku. Dipegangnya balik burungku yg sudah
pulang siap menyerang. Diarahkan burungku ke lobang vaginanya dan slepp..
masuk telah semua batangku ditelan vagina ibu mertuaku. Diangkat dan digoyang
memutar-mutar vaginanya buat mendapatkan kenikmatan yg dia inginkan. “Ah.. uh, nikmat banget ya..!” istilah bunda
mertuaku.
menggunakan gerakan seperti itu tidak tanggal kuremas payudaranya dengan pelan sesekali kucium serta kujilat. “Aduh, mak nggak tahan lagi sayang..” istilah ibu mertuaku. aku coba ikut membantu beliau buat mendapatkan kepuasan yang dulu mungkin pernah dia nikmati sebelum denganku. Gerakannya makin cepat berasal sebelumnya, serta dia berhenti sembari mendekapku pulang. Kurangkul beliau dan terus menggoyangkan btg burungku yang masih didalam dengan naik turun. “Ahh.. ah.. ahhss..” desah bunda mertuaku. Kupeluk beliau sembari kuciumi bibirnya. beliau diam serta permanen diatas pada dekapanku. “enak ya.. Bu. Mau lagi..?” tanyaku. dia menoleh tersenyum sembari telunjuknya mencoel ujung hidungku. “Kenapa? kamu mau lagi?” canda ibu mertuaku. Tanpa banyak cerita kumulai lagi gerakan-gerakan panas, kuangkat ibu mertuaku dan aku menidurkan sembari menciumnya pulang. Kutuntun dia buat bermain di posisi yang lain. Kuajak beliau berdiri pada samping ranjangnya.
sepertinya beliau gundah mau diapain. namun buat menutupi
kebingunggannya kucium tengkuk lehernya dan menjilati kupingnya. Kuputar
badannya buat membelakangiku, kurangkul dia asal belakang. Tangan kanannya
memegang batang burungku sambil mengocoknya pelan. Kuangkat kaki kanannya serta terus kupegangi
kakinya. tampaknya dia mengerti bagaimana kita akan bermain. Tangan kanannya
menuntun burungku ke arah vaginanya, pelan serta pasti kumasukkan batang burungku
serta masuk dengan lembut. bunda mertuaku
merengkuh nikmat, kutarik serta kudorong pelan burungku sembari mengikuti gerakan
pantat yang diputar-putar bunda mertuaku. Kutambah kecepatan gerakanku
pelan-pelan, masuk keluar serta makin kepeluk bunda mertuaku menggunakan dekapan dan
ciuman pada tengkuk lehernya. “Ah.. ah..
Dod.. Dodo, kammuu..!” bunyi ibu mertuaku pelan kudengar. “mak keluar lagi..
Do..” kata ibu mertuaku. Makin kutambah
kecepatan sodokan batangku serta.., “Acchh..” bunda mertuaku berteriak mungil sembari
kupeluk dia. Tubuhnya bergetar lemas serta eksklusif jatuh ke kasur. Kubalik
tubuhnya dan kembali kumasukkan burungku ke vaginanya. beliau memelukku serta menjepit pinggangku menggunakan
kedua kakinya. Kuayun pantatku naik turun membentuk mak mertuaku makin meringkih
kegelian. “yuk Dodo, kamu usang banget
sih.. mak geli banget nih..” istilah bunda mertuaku.
“Dikit lagi, Bu..!” sahutku.
ibu mertuaku membantu menggunakan menambah gerakan erotisnya. Kurasakan
kenikmatan itu tiba tidak lama lagi. Tubuhku bergetar serta menegang sementara
bunda mertuaku memutar pantatnya dengan cepat. Kuhamburkan seluruh cairanku ke
dalam vaginanya. “Ahhcckk.. ahhk..
aduhh.. nikmatnya” kataku. ibu mertuaku memelukku dengan kencang akan tetapi lembut.
“Waduh banyak pula kayaknya kamu keluarkan cairanmu buat ibu..” istilah ibu
mertuaku. saya terkulai lemas serta tidak
berdaya disamping bunda mertuaku. Tangan mak mertuaku memegang batang burungku
sambil memainkan residu cairan di ujung batang burungku. saya kegelian begitu
tangan ibu mertuaku negusap ketua burungku yang sudah balik menciut. Kucium
bibir ibu mertuaku pelan dan terus keluar kamar terus mandi lagi. semenjak hari itu aku seringkali mengingat
peristiwa itu. sudah empat hari bunda mertuaku pulang menggunakan sahabat-temannya program
jalan-jalan dengan koperasi ibu-ibu pada wilayah itu. Jam 05.00 sore aku telah ada
di rumah, kulihat rumah sepi seperti biasanya.
Sebelum masuk ke kamar tidurku kulihat kamar mandi terdapat yang mandi, saya
bertanya “Siapa didalam?”.
“mak ! kamu telah balik Do..” balas mak mertuaku. “O, iya. Kapan sampainya Bu?” tanyaku lagi sambil masuk kamar. “Baru 1/2 jam sampai!” jawab bunda mertuaku. Kuganti pakaianku dengan pakaian rumah, celana pendek dan kaos oblong. saya berjalan hendak mengambil handukku untuk mandi. Begitu handuk telah kuambil saya berjalan lagi ke kamar mau tidur-tiduran dulu sebelum mandi. Lewat pintu kamar mandi kulihat ibu mertuaku keluar kamar mandi dengan memakai handuk yang dililitkan ke badannya. aku menunduk coba buat tidak melihatnya, tetapi beliau sengaja malah menubrukku. “engkau mau mandi ya?” tanya mak mertuaku. “Iya, emang bunda mau mandi lagi”? candaku. beliau langsung peluk aku serta cium pipi kananku sembari berbisik dia katakan “Mau mak mandiin nggak!”. “Eh, ibu. Emang bayi pake dimandiin segala” balasku. “yuk sini.. biar bersih mandinya..” jawab mak mertuaku sembari menarikku ke kamar mandi. hingga kamar mandi saya taruh handukku sedangkan mak mertuaku membantu melapaskan bajuku. sekarang saya telanjang bulat, serta eksklusif mengguyur badanku menggunakan air. mak mertuaku melepaksan handuknya dan kita telah benar-benar telanjang bulat beserta. Burungku mulai naik pelan-pelan melihat suasana yang mirip itu. “Eh, belum diapa-apain sudah berdiri?” istilah ibu mertuaku sambil nyubit mungil pada burungku.
saya mengisut malu-malu diperlakukan mirip itu. Kuambil
sabun dan kugosok badanku menggunakan sabun mandi. Kita bercerita-cerita tentang
hal-hal yang kita lakukan beberapa hari ini. Si bunda bercerita ihwal
sahabat-temannya sedangkan aku bercerita tentang pekerjaan dan lingkungan
kantorku. mak mertuaku terus menyabuni
saya menggunakan lembut, tampaknya beliau lakukan benar-sahih ingin membuatku mandi
kali ini higienis. aku terus saja bercerita, bunda mertuaku terus menyabuni saya
sampai ke pelosok-pelosok tubuhku. Burungku dipegangnya serta disabuni dengan
hati-hati serta lembut. selesai disabun
aku guyur pulang badanku serta telah itu mengeringkannya dengan handuk. Begitu
mau gunakan celana ibu mertuaku melarang dengan menggelengkan kepalanya. aku
lilitkan handukku serta kemudian ditariknya tanganku ke kamar tidur ibu
mertuaku. sampai pada kamar aku
didorongnya ke kasur serta segera dia menutup pintu kamarnya. aku tersenyum melihatnya
seperti itu, dia lepaskan handuk di badannya serta pada badanku. Burungku memang
telah hampir total berdiri. Selepasnya
handukku beliau pribadi mengulum burungku, aku terdiam melihatnya bergairah
mirip itu. Cuma sebentar beliau ciumi burungku, pribadi dia menaikku serta
memasukkan burungku ke vaginanya.
dalam hati aku berpikir jika mak mertuaku memang telah
kangen banget melakukannya lagi denganku.
beliau angkat dan beliau turunkan pantatnya dengan gerakan yg stabil. aku
pegang serta remas-remas payudaranya menghasilkan dia seperti terbang keawang-awang. Gerakannya makin cepat dan bersuara dengan
pelan “Oh.. oh,.ahcch..”. dan tidak usang lalu badannya menegang kencang dan
jatuh ke pelukkanku. Kupeluk beliau erat-erat sambil mengatakan “Waduh.. enak
banget ya?”. “He-eh, lezat” balasnya. “Emang ngeliat siapa disana sampai
begini?” tanyaku. “Ah, nggak ngeliat siapa-siapa, cuma kangen aja..” balas mak
mertaku. Kali ini aku balik berkiprah,
kuciumi dia terlebih dahulu sambil kuremas payudaranya. Kubuat dia mendesah
geli serta kubangkitkan lagi gairahnya kembali. hingga pada wilayah vaginanya,
kujilati dinding vaginanya sembari memainkan lobang vaginanya. ibu mertuaku kadang merapatkan kakinya
mendekapkan wajahku untuk masuk ke vaginanya.
“mari ah.. engkau ngebuat bunda gila nanti” istilah bunda mertuaku. aku berkecimpung berdiri dan menidurnya sembari
mengarahkan burungku masuk ke pada vaginanya. Pelan-pelan saya goyangkan
burungku, kadang kutekan pelan dengan irama-irama lembut. tidak lama masuk sudah burungku ke dalam serta
bunda mertuaku mendesis kayak ular cobra. Kugoyang pantatku, kunaikkan serta
kutekan balik burungku masuk ke pada vaginanya. saya terus beranjak terus-menerus menggunakan
ciuman-ciuman sayang ke arah bibir mak mertuaku. ibu mertuaku hanya
mengeluarkan desahan-desahan dengan matanya yang merem melek.
Kulihat beliau begitu nikmat mencicipi burungku terdapat pada
vaginanya. dia jepit pinggangku menggunakan
ke 2 kakinya buat membantuku menekan btg burungku yg sedari tersebut masih
terus mengocok lobang vaginanya. “aku
nggak bertenaga, Do..” desah mak mertuaku. aku semakin menambah kecepatan gerakanku
apalagi sehabis ibu mertuaku memintaku buat keluar berbarengan, saya menggeliat
menambah erotis gerakanku. “Acchh.. sshh.. ah.. oh” desah mak menggunakan dibarengi
pelukannya yg kencang ke badanku.
tiba-datang kurasakan cairanku ikut keluar serta terus keluar masuk ke pada
vagina mak mertuaku. aku benar-sahih puas dibuat bunda mertuaku, sepertinya
cairanku benar-sahih poly keluar dam membasahi lubang serta dinding vagina mak
mertuaku. bunda mertuaku masih memelukku
erat serta menciumi leherku menggunakan kelembutan. saya beranjak bangun serta mencabut
batang burungku, kulihat poly cairan yang keluar dari lobang vagina bunda
mertuaku. “Mungkin nggak ketampung
makanya tumpah”, kataku pada hati. saya pamit serta eksklusif ke kamar mandi
membersihkan badan serta burungku yg penuh dengan keringat dan sisa sperma
pada batangku. Itulah terakhir kali kami
melakukan perbuatan itu bersama. Sebenarnya aku berusaha buat menghindar,
namun kita hanyalah manusia biasa yg terlalu simpel terpengaruhi menggunakan hal itu.
mak mertuaku pindah ke tempat tinggal anaknya yg sulung, saya tahu maksud serta
tujuannya. tetapi istriku tidak
menerimanya serta berprasangka bahwa istriku tidak bisa menjaga ibunya yg satu
itu.
17 tahun Sedarah hubungan intim dalam famili
Ini artinya kisahku di waktu saya masih SMP kelas tiga di
kota kembang, saat itu saya ada liburan di rumah kakekku di wilayah lembang,
disana tinggal kakek serta keluarga bibi ku. Bibiku artinya kasir sebuah bank
sebab menikah menggunakan pamanku yang satu tempat kerja beliau mengundurkan diri serta hanya
sebagai bunda rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia
sekitar 27 tahunan. dia tinggal dirumah kakekku sebab rumahnya sedang dibangun
di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost serta pulang
seminggu sekali. aku dan bibiku sangat
akrab karena beliau memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan
waktu mungil sering tidur pada kamarku bahkan saat kuliah beliau lebih poly tidur
dirumahku dari di ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1
tahun. Suatu pagi saya kaget saat
seorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males
amat engkau disini umumnya kan telah nyiramin taneman sama nyuci kendaraan beroda empat” “Males ah, liburan masak suruh kerja juga….” “Lha masak kakekmu yg telah tua itu suruh
nyiramin bunga sendiri serta mobilku siapa yg nyuci…” “Kan ada bi ijah “ “Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun
bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku
“Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sembari mendorong mukanya.
Kakekku pulang asal jalan paginya serta asik berbincang menggunakan
temannya diruang tamu. aku kemudian berkiprah ke kamar mandi baru membuka baju
bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya pada sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi
mangkat lampu nih….. andi biar pada jaga kakek”
“Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember akbar ke
belakang rumah, bibiku mengikutiku sembari membawa handuk, pakaian ganti dan
sabun cuci. di belakang rumah ada jalan mungil yang tembus ke sungai pada pinggir
kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi
kini sudah jarang yang menggunakan, hanya sesekali mereka mandi disungai. “Sana pada belakang batu itu aja, tempatnya
adem lezat…” dibelakang batu itu ada aliran kecil dan batu batu pipih
disekelilingnya tumbuh-tanaman lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata
sudah terdapat seseorang perempuan belia yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata
wulan tetangga sebelah rumahku “eh rik
tumben mau ke sungai….” katanya ramah
“Ya nih di paksa bos… “ “Wah
kalah duluan nih, nyuci jua kamu wul “
“saya dah berasal tadi.. kalo listrik tewas gini baru pada ke kali, kalo gak
pakaian bayiku siapa kapan keringnya” ucapnya sambil keluar dari sungai dan
merogoh handuk di tepi sungai.
Selendang batik itu membuat lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat
menggunakan kentara sembulan 2 butir dada yg sangat besar , sedang ditengah leher
putihya terdapat sebuah kalung tipis yg membuat dirinya terlihat ramping, ia
kemudian membelakangi kami serta melepas selendang itu lalu mengusapkan
handuk ke sekujur tubuhnya.
Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun
membelakangiku akan tetapi saya menggunakan kentara bisa melihat semua tubuh putihnya itu
tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat kentara sesudah dia
mengusap tubuhnya sekarang dia mulai membasuh rambutnya yang panjang sebagai akibatnya
semua tubunya mampu kulihat, ketika aku membasahi cucian lalu duduk. ”Kapan engkau kesini rik..”sembari memiringkan
tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, saya kaget dengan
pertanyaannya. “Apa wul saya lagi gak konsen..”
dia memalingkan badan kearahku “Ati-ati
disungai jangan ngelamun, engkau kapan tiba..”
“Oh saya baru kemarin..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air
sedang mataku tentu saja mengarah ke ke 2 teteknya yang tanpa sengaja
diperlihatkan,. Bibiku beranjak menjauhi
kami, mencari daerah buat buang air karena asal tadi dia kebelet beol. “Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “
kataku “Masih 1 tahun 1/2, tadi sama
adikku jadi aku tinggal nyuci” sesudah rambutnya agak kering beliau kemudian memasang
handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi
mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang
tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam pada
atas batu itu sesudah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya serta
menaikkan handuknya, celana pada berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan
seksi di pinggir-pinggirnya terdapat bordir kecil bermotif bunga. “Anakmu siapa namanya…?”
“Intan.. cantikkan “ dia berbalik, pakaian pada tipis sudah
menutupi memek serta pinggangnya itu sejenak beliau melihatku dan lalu
melepaskan tangan kanannya dari teteknya tampaknya dia nyaman menawarkan
teteknya padaku karena asal tersebut saya cuek dan membasuhi
baju kotor padahal adikku sedari tersebut gelisah.
ia kemudian duduk serta membilas selendang batiknya “bagus sih namanya.. akan tetapi belum lihat
wajahnya secantik emaknya gak ya..” “Ya
pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air
ke arahnya segera ia berdiri dan membalas siramanku. “Maaf galat cetak harusnya, maknya aja jelek
apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air sesudah beberapa
ketika dia kewalahan menunda seranganku.
“Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan
seranganku akan tetapi lalu beliau malah berdiri merogoh ember serta menghampiriku
menyiramku sebagai akibatnya seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget serta reflek mengambil
ember ditangannya beliau kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya,
tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku terdapat pada dadanya yang terbuka.
Akhirnya saya mampu meraih ember itu, dia berusaha melepaskan
dari dekapanku akan tetapi sia sia saya telah siap, ku ambil air serta meletakkanya
diatas kepalanyaa ” Ampun ri,, saya dah
mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya
serta mengancam, akhirnya beliau berbalik serta dengan leluasa aku menyiram ke
sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya ”nih saya mandiin lagi hehehhe,……” sekujur
tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sebagai akibatnya isi didalamnya kurang jelas samar-samar
terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga relatif lama ”aduh ampun
sakit “kataku sembari menarik tangannya, buat beberapa waktu kami saling
memandang sembari tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai buat merogoh
handuk, ia lalu balik menyeka air ditubuhnya ad interim saya sembari duduk
disampingnya sambil menyeka air pada kepalaku.
Wajahnya tampak cemberut pada usapkannya handuk ke muka serta
rambutnya lalu mulai turun ke 2 butir dadanya kemudian turun ke perutnya
yang kecil kemudian turun ke selangkangannya lalu dia merunduk serta menyeka
kakinya, kemudian melemparkan handuknya yg basah ke mukaku, aku kemudian
memakai handuknya itu buat mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih
nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya.
pada ikatkannya handuk itu pada pinggang kemudian duduk sempurna pada depanku serta
di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya kurang kuat sesudah celana
dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga
isi selangkanganya terpampang pada depanku.
“Eit…” pungkasnya sembari tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku,
kemudian pada usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yg masih tidak mengecewakan
basah karena mengenakan celana dalam basah.
aku lalu memandang balik kearahnya nampaknya dia
merasa nyaman saja mengetahui memeknya ditinjau saya, diusapkannya ke arah
rambut-rambut pubis tipisnya lalu ia mengusap bibir-bibir coklatnya
bawahnya yg masih kencang sambil tersenyum sendiri. “Awas mampu gila lho tersenyum sendiri…” beliau
menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya “ia kalo usang-lama deket sama kamu mampu gila
…” ucapnya sembari berdiri “Eh, bau …”
sembari kututup hidungku yg sempurna berada didepan memeknya “Seger lagi coba cium, katanya sembari menarik
mukaku serta menempelkannya di memeknya yang telah ditutupi keliru satu
tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya “Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur
ya,,,,” kubelai rambut bawahnya lalu berkiprah membuka kedua bibir bawahnya
”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus
memeknya dengan handuk sementara beliau membalut tubuhnya dengan handuk sebagai akibatnya
kepalaku berada didalamnya.
saya kaget dan membuka handuk sembari mencari bibiku takut
ketahuan, kepala bibiku tampak masih terdapat dibelakang batu akbar disamping sungai
itu lagi asik membuang hajat.. “Berani
cium gak 5 Ribu deh… “ dibukanya pulang handuknya sembari tersenyum menantang,
memeknya tampak begitu menggairkan. “Gak
ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan
“Deal…” ucapnya sembari duduk jongok Mukaku kumajukan buat dapat mencium
memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil
1ebc1a17ad3a1674c3f11a3cde0327c7 menutup hidung seperti mau minum jamu. lalu ku buka verbal dan
mulai mengeluarkan pengecap, wulan nampak melihat kesekeliling lalu saya mulai
menjilat menggunakan pelan ke paha kanan lalu kiri dan akhirnya menjilati memeknya
dia tampak mengerang geli, “Ih…” katanya
pelan, lidahku yg masih melekat kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan
menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. selesainya lebih kurang lima
dtk ku tarik mukaku. “Memek lo bau
jua ya… mana 10 ribunya..?” beliau menutupi kembali memeknya dengan handuk dan
berdiri. “Ntar ya dirumah, mang saya bawa
dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita)
ia sudah pulang, yah akhirnya aku hanya mampu balik supermarket
sambil melihat dia berlalu, * * * bibiku
akhirnya menuntaskan BAB nya saya masih berendam bermain main pada sungai sambil
mengembalikan energi selesainya pasar swalayan.
Kami lalu asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci
sedang aku membilasnya, sekali waktu kami saling menyiramkan air sebagai akibatnya baju kami
basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua saya mulai membuka seluruh
bajuku sebagai akibatnya hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang
berasal tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, lalu menaikkan
dasternya lalu celana dalam putih pelan pelan turun asal pahanya mulus
bibiku lalu dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih kedap,
tidak seperti tersebut dimana kadang saya mampu melihat celana dalamnya. “Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…”
kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya “Mana? Masih baru nih..” pungkasnya sembari
melemparkannya kepadaku. dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang
dari tempatnya serta lalu meningkatkan balik dasternya, tanpa segaja dia
membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis 62cbf8dfb3b6e9bb62f2742782f6a614 terlihat diantara pahanya
terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya
menyembul diantara belahan dasternya,
“Sini kolormu dicuci sekalian…” saya bengong mendengarnya,
“Copot sekalian gih kolormu.. “ “Wah gak bawa celana pada bi….” Bibiku tidak
menjawab serta memegang kolorku, akhirnya saya berdiri serta membuka pelan-pelan
kolorku sehingga adikku menampakkan diri.
“Lho dah sunat to engkau ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus
rambut yg baru pada keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang
sedikit terbuka. “Dah lama ya kita gak
mandi bersama…” beliau tersenyum “ia dulu
saat masih SD engkau hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?” “Ya milih yang bagus donk, masak sama mak
ijah kan dah pada keriput seluruh,…” dia kemudian membuka dasternya sebagai akibatnya
seluruh tubuhnya terbuka serta menggeser duduknya menyamping. “Sana taruh di pinggir “ aku lalu
meletakkan cucian lalu balik ke tempatnya. Teteknya yg higienis serta putih
walaupun tidak sebesar punya wulan terlihat masih sama mirip dulu, tubuhnya
yang putih sintal serta rambut yang tergerai membentuk seluruh orang sempurna mengakui
beliau wanita ayu.
“Ssst lihat memeknya donk bi…” beliau melengos serta menutupi pangkal pahanya dengan tangan, saya menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada pada tengah “Hiii… bulunya habis dicukur ya…” beliau tersenyum geli, dia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku “Kok tahu…. rupawan kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga “Ya memahami lah… dulu kan lebih tebal berasal ini….mang napa dicukur” “Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa pangkas, kalo gak tidak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….” Kakinya yang kedap membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja. “Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku balik mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sebagai akibatnya memeknya sedikit terlihat. “Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” beliau tersenyum mendengar bualanku serta membiarkan aku melihat semua isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan lalu mengusap-usapnya. “Jangan nakal ah.. geli..” saya tetap saja mengelus elusnya “Mandi sana.”
Baca carita Lainnya di CASINO69
Tangannya mendorong mukaku sebagai akibatnya saya terjatuh, dia
kemudian berjalan kearah air yang lebih pada lalu berenang renang
mungil “Ri ambilin sabun donk…” aku duduk
mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sebagai akibatnya saya jatuh beliau
tersenyum saya lalu membalas menggunakan menyiramkan air kemukanya sesudah
beberapa waktu bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu buat
membersihkan diri menggunakan sabun. dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan
sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, lalu ke tangan
serta kakinya dan berahir di memeknya sehabis itu dia kemudian menggosok
badannya buat memperbanyak busa. aku keluar berasal air dan duduk pada sampingnya
dia pribadi menggosokkan sabun keseluruh tubuhku asal muka hingga ke kaki,
dengan kalem beliau menggosokkan sabun pada penisku. “Dah gede kamu ri, burungmu dah terdapat
rambutnya..” “Ya donk masak mau mungil
terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sembari memintaku menggosok
punggung serta bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya
pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya beliau cuek saja dengan
terus asik menggosok tubuhnya menggunakan sabun, saya mulai memberanikan diri mengelus
dari belakang kedua payudaranya.
beliau membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus
payudaranya dan semua tubuhnya sementara dia mengelus kakiku serta sekali waktu
mengelus penisku. beliau kemudian terduduk,
mirip biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun
meresap ditubuhnya. saya yg masih berdiri didepannya dengan penis sempurna pada
mukanya, ia lalu memain-mainkan penis itu,
”di bersihin donk ri burungnya, nih masih terdapat kotorannya” katanya sambil
mengelus penisku mesra aku hanya membisu keenakan. lalu beliau berbaring di atas
batu, aku duduk disamping kakinya sembari mengelus memeknya serta menyiramkan air
sebagai akibatnya semua memeknya kelihatan.
“Dah jangan main itu terus ah geli …” beliau tersenyum menutupkan kakinya
aku lalu menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya.
tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya,
dia bangun “Geli ah li.. “tanganku kali
ini berhasil diusirnya, tanpa sadar beliau mulai melihat burungku yg mulai
berkembang dan menggantung. “Burungmu
dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra, semakin usang
burungku makin akbar sebab tidak tahan akan elusannya. “kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku
mengangguk lalu “ Bi.. kamu gak lagi
mens kan?” dia tersenyum lalu membimbing tanganku di dadanya “Sini bibi ajarin ngelonin cewek…”
saya mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan
teteknya lalu melintir putingnya.
“yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu “ beliau kemudian mencium pipiku
dan mendorong mukaku ke teteknya, aku ciumi seluruh bagian teteknya lalu
menghisap pelan putingnya, ada air keluar asal susunya aku makin keras
menyedotnya ad interim bibi mengusap kepalaku sembari merem menikmatinya.
lalu aku menjilati perut serta turun ke rambut memeknya, ke paha lalu
menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya. “kamu gak papa ri?” ucapnya pelan “Gak papa
bi, sekalian untuk pengalaman “dia
kemudian menyiramkan air ke memeknya selesainya itu kucium serta kujilati memeknya
beberapa ketika, ad interim tanganku dibimbing buat tetap mengelus dadanya. dia
rupanya terangsang menggunakan jilatanku, erangan-erangan mungil dan tekanan
tangannya di rambutku mengisyaratkan beliau sudah mulai terangsang. Merasa cukup
ku hentikan jilatanku kemudian duduk pada depannya dia kemudian melek sambil
mengelus serta memutar mutan burungku.
“lezat kan…?” katanya manja, saya kemudian berdiri, penisku tepat berada
pada mukanya, beberapa ketika dia diam kemudian ia menutup mata serta mencium
penisku “Kalo jijik gak usah di emut …”
ia melepaskan mukanya dan pulang mengocok dengan tangannya. dia lalu duduk
diatas batu sembari mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya
“ pada gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..”
aku lalu menggesekkan penis ke memeknya ad interim tanganku menggoda
teteknya. “Bi sekalian masukkin ya..
biar ngajarinnya komplit..” ku tuang tanganku ke memeknya, “Jangan sama pacarmu saja, kasihan
perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba
ternyata penisku belum bisa tembus jua, bibiku tersenyum geli “Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku,
di elus lalu dimasukkan dalam memeknya, cita rasanya sempit sekali memeknya,
baru 1/2 penis masuk bibiku mengeluarkan pulang “Susah kan… makanya pelan pelan” dia pulang
memasukkan, kali ini lebih pada, ia balik menarik tubuhnya sehingga penisku
lepas. Tanganya tanggal dari penisku, tanganku yg mau mengarahkan penisku di
tariknya mengindikasikan beliau pingin aku memasukkan tanpa bantuan. 2 kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya
bibiku yg memajukan memeknya, sekali maju pribadi masuk, “uh…. lezat bi …” dia lalu menggoyang
pinggulnya menyampaikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek
menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya, “mari bagianmu…” beliau lalu pasif membiarkan
saya melakukan keinginanku ku.
saya masukkan hingga semua penisku masuk lalu berkecimpung
pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur. “mengagumkan ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….”
aku menurutinya beberapa saat beliau meminta aku mengganti posisi kini beliau
menungging pada depanku menggunakan sigap kumasukkan penisku berulang ulang ‘oh yes … lezat bi… enak….” lima mnt
lalu beliau memintaku duduk beliau berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sementara waktu
kemudian beliau menduduki kakiku, “yuk aku
dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan
berkiprah turun naik ad interim muka serta tanganku memegang teteknya “bii…. Jangan cepet-cepet saya gak bertenaga
nanti…” “yuk sayang … bibi pula gak lama
lagi ..” saya melepas tangan berasal susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan
maut memek bibiku.. “uh.. ah… “
bergantian kami mengucapkannya “Stop bi…
aku mau keluar …” sirkulasi-peredaran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi
melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke 5 air
maniku benar benar keluar “crot,,,,”
menunjuk di tubuhnya.. saya lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur
nafas sehabis berhasil mencapai puncak
“Wiih lezat banget bi…. Yes……” kataku pelan, dia tersenyum dan mencium
pipiku sambil mengelus-elus teteknya, sehabis beberapa istirahat bibiku
menuangkan air ke mukaku
“udah mandi ayo…” aku menarik tangannya “Makasih ya bi… maaf kebablasan” beliau tersenyum “yuk tidak bantu nyampe puncak ..” kataku sembari mengelus memeknya, saya lalu mencium tetek kemudian memeknya, saya kemudian memasukkan jariku pada memeknya dia merem melek kemudian saya memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya memegang penisku yg telah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis di mulutnya.. ia menggelinjang serta ahirnya beliau berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku serta berguling pada batu itu,
ku belai rambutnya menemani menuruni zenit kenikmatan. lalu kami berdua masuk kembali ke air membersihkan residu sabun “ Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sembari mencubit paha depanku “Ya deh bi,, kalo bertenaga ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya saya gak tahan” kucium tengkuk bibi sembari mengelusnya, dia membalas “Janji ya, jangan goda aku lagi…” saya membisu sambil memeluknya.. Demikianlah cerita seks panas
Leave a Reply